[32] Bertemu lagi

492 72 3
                                    

"Tidak pernah menyangka setelah belasan tahun lamanya kita di pertemukan kembali, Alan."

Nadin terseyum manis menatap pria yang pernah menjadi sahabat masa kecil dan cinta pertamanya. Dulu, Nadin pernah berpikir mungkin dari seorang sahabat mereka akan menjadi pasangan. Namun, takdir seakan tidak merestui ekpretasi nya dengan cara menghadirkan Salbia.

Alan dan Salbia tidak tahu harus mengatakan apa, yang mereka rasakan sekarang hanya keterkejutan.

"Aku pikir pertemuan kita ini sudah di rencanakan tuhan. Dan untuk kesalahan putriku Gea, aku minta maaf kepada kalian, terutama kamu cantik."Nadin terseyum menatap Bira, Bira tentu membalas senyumannya.

"Ah ya, ada beberapa pekerjaan yang harus segera ku selesaikan. Mungkin Pertemuan kita harus berakhir sampai di sini. Senang bisa kembali bertemu kalian, dan sampai bertemu lagi." Ucapan sampai jumpa yang tidak diharapkan Alan itu terdengar.

Nadin memakai kacamata hitamnya kemudian berjalan menuju parkiran.

Bahagia, sedih, dan marah seakan tercampur menjadi satu saat bertemu kembali dengan sosok Alan. apalagi ketika melihat perut buncit Salbia, sudah bisa Nadin tebak wanita itu sedang hamil anak Alan kembali.

Masuk ke dalam mobil, pandangannya lurus kedepan.

"Jangan mencari masalah dengan gadis itu."Tanpa menatap Gea, Nadin mengatakan itu. "Kamu mengerti?"

Di tatapan tajam oleh sang mama,
Gea mengangguk cepat. "I-iya, ma."

" Sebelum gue jadian sama Al, mana mungkin gue berhenti cari masalah sama cewek so ijut itu." Batin Gea. Kali ini dia tidak akan menuruti Nadin.

°°°•••

Dengan langkah tergesa Al masuk ke kamar Bira. Pintu terbuka lebar dan dilihatnya seorang gadis yang sedang sibuk menggambar dengan posisi tengkurap.

"Kamu lagi gambar monyet?"Tanya Uze menebak hasil gambar buatan teman manusianya Bira. jika dilihat dari dekat seperti gampar monyet.

Jui mengetuk kepala Uze gemas."Masih kecil kok rabun? Jelas-jelas Bira gambar Gorila! "

Uze mengusap kepalanya, menggerutu pelan. "Monyet sama gorila'kan sama."

"Beda tuyul!"Sewot Jui.

"Ra, kamu nggak papa?"Menoleh melihat siapa orang yang bertanya.

Bira bangkit dari posisinya. "Kak Al?"

Tanpa aba-aba Al memeluk Bira, itu membuat Bira sedikit terkejut.

Mata mereka bertemu. Al memegang pipi gadis di depannya. "Perempuan itu apain kamu? Jambak? Pukul? Atau kekerasan fisik lainnya? Ada yang luka nggak? Sakit dibagian mana? coba sini kakak periksa." Tanya Al berturut-turut seakan tidak memberi kesempatan Bira untuk menjawab.

Jika saja tadi dia pergi ke sekolah, mungkin Gea tidak akan bisa menyentuh Bira. Sedikit pun.

Menyentuh tangan Al yang masih menempel di pipinya. "Aku nggak papa."Terseyum untuk menyakinkan bahwa dia memang baik-baik saja.

"Syukurlah kalo kamu nggak kenapa-kenapa. Kalo sampai kamu luka sedikit aja, kakak nggak akan biarin perempuan itu, Ra, kakak bakal balas dia dua kali lipat."Ucapan Al terdengar tidak main-main.

"Masalahnya udah kelar. Kak Gea juga udah minta maaf tadi."Sambung Bira.

Meski begitu, Al tidak akan membiarkan Gea begitu saja.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang