[41] TAMAT

1.2K 100 17
                                    

Mendorong pelan kursi roda Bira, mata gadis itu di tutup kain tipis.

Erik membuka pintu rumah lebar-lebar, Di dalam sudah ada banyak orang terdekat yang menunggu kepulangan Bira.

Ruang utama sudah di dekor sedemikian rupa dengan tema ulang tahun, terdapat tulisan "Happy birthday twins Syahril Salbira!" Tidak lupa juga satu kue ulang tahun.

Hari ini tepat ulangtahun Syahril dan Salbira, dan hari pulangnya Salbira dari rumah sakit karena tiga minggu lalu telah menjalani operasi besar.

Perlahan Alan membuka kain yang menutupi sepasang mata putrinya.

"Happy birthday!"Ucapan selamat ulangtahun kompak mereka ucapakan, Bira terseyum haru mendapatkan kejutan kecil itu.

Dengan setelan kemeja putih Aril berjalan menghampiri Bira. "Happy birthday kembaran paling ngeselin."

Aril memasangkan mahkota bunga di kepala Bira. "Cantiknya kembaran aku"

Kepala Bira menengadah, wajahnya pucat, seulas senyum terbit bersama bulir bening menetes membasahi pipi.

"Selamat ulangtahun juga Aril."

Meja kue ulangtahun Al dorong perlahan mendekati Aril dan Bira.

"Happy birthday buat kalian."

"Makasih kak Al."

Tubuh Salbia sedikit membungkuk, mengajak Aril memeluk Bira."Selamat ulangtahun untuk kalian sayang."

Alan ikut bergabung dalam pelukan ibu dan anak itu. Tangis pecah di dalam pelukan, mereka tidak pernah membayangkan bahwa selama ini Bira mengidap penyakit mematikan.

Gadis yang selalu melalui hari-harinya dengan senyum ceria serta mengeluarkan aura positif itu telah di diagnosa mengidap penyakit langka. Memutuskan menjalani operasi besar, tapi hasil operasi itu tidak menjamin penyakit dalam tubuh Bira akan hilang sepenuhnya.

Sedikit menggeser meja, membantu si kembar yang sedang berulang tahun agar mudah meniup lilin angka. 16+

Suara riuh tepuk tangan terdengar ketika lilin angka di atas kue padam.

Mulai dari ucapan selamat ulangtahun dari para teman, memberi bungkusan kado, dan terakhir sesi suap suapan kue.

"Cepat sembuh ya cantik."Aldo mengecup tangan Bira beberapa detik. "Kamu pasti sembuh."

"Makasih Daddy."Suara Bira terdengar pelan dan lemah.

"Nanti kalo udah sembuh kak Sania ajak ke istana permen, Mau?"Sania ikut bersuara, Bira mengangguk.

"Gigi Bira udah nggak sakit lagi, hehe"

"Belum, nanti kalo udah makan banyak permen lagi giginya di cabut semua."Celetuk Al, langsung Bira mengerut bibir, semua orang tertawa dibuatnya. "Iya'kan kak Sania?"
Sania tertawa kecil menanggapi.

Doa terbaik Aril dan Bira dapatkan. Semuanya terlihat baik-baik saja, langit senja bewarna oranye Bira pandang dengan tatapan teduh.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang