[27] Berkemah #1

524 92 9
                                    

Up lagi nih, Hihihi

***

Semua daftar barang yang harus dibawa saat berkemah sudah di siap.

Salbia tidak henti-hentinya mengingatkan kepada Bira dan Aril agar saat berada di sana nanti mereka bisa menjaga kesehatan dan tidak melakukan atau berbicara tidak sopan selagi ada di tempat kemping.

Pak Nopan dan Bu Sulis sebagai pembina dan wakil pembina Pramuka memberikan instruksi terlebih dahulu sebelum keberangkatan kepada semua anggota Pramuka yang berstatus sebagai murid kelas 10.

Usai mendengarkan instruksi semua murid kelas 10 mulai bersiap mengendong tas besar mereka masing-masing, serta tongkat yang panjangnya sekitar 5-6cm.

Semuanya mulai berjalan ke arah parkiran sekolah yang sudah terpampang jelas 5 bus yang akan mengantar mereka ke tempat kemah.

Aril tidak bisa duduk diam seakan ada sesuatu yang mengganjal di tempat duduknya. Cowok itu selalu ingin berdekatan dengan sang pacar.

Mata Bira mendelik saat Aril memintanya untuk pindah dan membiarkannya duduk bersama Luna.

"Nempel terus kayak upil."Cibir Bira sebelum akhirnya gadis itu beranjak dan duduk di samping Savana.

"Apa?"Tanya Bira saat Savana menatapnya. Bukannya menjawab Savana malah memalingkan muka.

"Ra?"Kepala Bira mendongak saat mendengar seseorang memanggilnya.

"Eh, kak Al?"

Al terseyum manis. "Minum ini biar nggak pusing?" Bira menerimanya.

"Makasih."Al mengangguk.

"Duduk sini, kak."Kebetulan tiga kursi yang Bira tempati, satu kursi kosong.

Al ikut karena dia salah satu bagian dari anggota Pramuka yang diminta pak Nopan untuk pergi ikut serta.

"Kak Al tau nggak makanan yang lagi viral itu?"Tanya Bira kini asyik memakan snack.

"Enggak. Emang ada makanan yang lagi viral?"

"Itu loh yang kejunya meleleh di mulut. Apa sih namanya? Duh, lupa."

Kening Al mengerut samar, Jelas jika Al terlihat bingung dengan makanan yang Bira maksud sedang viral itu.

"Nanti pulang dari kemah kita beli itu, ya?!" Mengacak-acak rambut Bira, Al mengangguk mengiyakan saja.

Savana mencebik pelan karena Bira tidak bisa duduk diam. Bahkan gadis itu asyik mengobrol berdua, seakan tidak memperdulikan kehadirannya.

Jari telunjuk Bira menusuk-nusuk lengan Savana. Savana menoleh, satu alis nya terangkat sedikit ke atas.

"Bira boleh minta permennya?"

Melirik bungkusan permen ditangannya, tanpa berkata Savana langsung memberikan semuanya.

Dengan senang hati Bira menerimanya dan mulai memasukan sebungkus permen rasa strawberry yang terasa asam sampai-sampai kening dan bibirnya mengerut.

Al merebut sisa permen yang ada di tangan Bira lalu memasukkannya ke dalam kantong kresek berisi sampah.

"Loh, kak? Kok di buang?"

"Nanti gigi kamu sakit, jangan banyak makan yang manis-manis. Ngerti?"

Menunduk lesu, Bira mengangguk pelan. Al mengusap kepalanya.

"Nanti kalo giginya sakit kamu sendiri yang ngerasain. Mau giginya di cambut lagi kayak waktu itu, hem?"

"Gak mau."Cicit Bira pelan.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang