[35] BERHASIL

439 67 0
                                    

Carrie bersama dua hantu Uze dan Jui memandangi Bira dari kejauhan. Mereka perhatian Bira terlihat murung, bahkan tanpa sebab menangis secara tiba-tiba.

"Akhir-akhir ini Ratu kenapa?"Lirih Carrie. Dulu Carrie tidak pernah sekalipun melihat Ratu nya itu menangis. Mungkin karena terlalu lama hidup berdampingan dengan manusia membuat Audelina melupakan khas air matanya.

"Kenapa kamu terus memanggil teman kita Bira Ratu?"Tanya Uze menatap aneh ke arah Carrie. Bahkan makhluk perempuan itu bukan hantu seperti dirinya, tapi mereka bisa melihat serta berdiskusi dengannya.

"Gadis yang sering kalian panggil Bira itu bukan manusia biasa, dia terlahir ke dunia karena sebuah misi, yaitu memusnahkan ratu kegelapan yang saat ini ingin menguasai manusia di muka bumi dengan ilmu hitamnya."

Jui dan Uze saling berpandangan  tidak mengerti ucapannya. Memang Uze akui aura yang di miliki Bira terasa berbeda dari manusia biasa.

Beranjak dari tempat duduk, Bira  pergi ke kamar saudara kembarnya. Kebetulan kamar mereka berdua berdekatan, hanya tembok dan
satu pintu yang jadi penghalang.

Membuka pintu kamar perlahan, Bira lihat Aril sedang duduk di dekat jendela, tatapannya lurus ke depan.

Tangan Bira menyentuh bahu Aril membuat sang empu menoleh.

"Kamu belum tidur, Ra?"Segera mungkin Aril mengusap air matanya yang hampir meluncur kebawah.

"Bira nggak bisa tidur."

Hening beberapa saat di antara kedua saudara itu.

"Bira nemuin surat ini di bawah bantal Luna."Memberikan sepucuk surat, Aril langsung menerimanya.

Segera membuka surat itu, beberapa barisan tulisan Luna terlihat rapih.

" Halo kamu,
Makasih udah sering buat aku bahagia di sisa hidup aku yang terasa nggak berarti ini, tapi dengan adanya kamu, Bira, dan semua orang baik sisa hidup itu terasa sangat berharga. Maaf, rasanya aku udah nggak kuat lagi. Mungkin setelah kamu baca surat ini aku udah nggak ada. Hayo loh, nggak boleh nangis, mana senyum manisnya? Pacar aku kan ganteng, meski agak cengeng sih, hehehe."

Suatu saat kita akan dipertemukan kembali, cepat atau lambat. Aku harap lambat, karena hidup kamu masih panjang, cintai semua orang yang menyayangi kamu sekarang.
Tetap bahagia ya, love you...

Salam manis pacarnya Aril♡♡

Membacanya dari dalam hati,
lagi-lagi Aril meneteskan air mata.

"Seandainya kamu tau, bahagia aku adalah kamu."Kenangan bersama Luna seakan menjadi boomerang di pikiran Aril. Sampai kapanpun Aril tidak akan bisa melupakan gadis yang berhasil membuat jantungnya berdebar kencang, dan merasakan arti sebuah cinta. Meski hanya sesaat.

"Tidak ada seorang pun yang ingin kehilangan ataupun di tinggalkan seseorang, tapi terkadang keadaan mengharuskan kita untuk memilih ikhlas."Perlahan Bira mengusap kepala Aril. Mengigit bibirnya sendiri, sekarang Aril akan terlihat lemah jika bicara bersangkutan tentang Luna.

"Tapi ikhlas enggak semudah itu."

"Perlahan, sekarang hanya butuh waktu."

°°°•••

Seorang wanita berambut pendek melenggang masuk ke dalam sebuah rumah besar yang pernah dia tinggali belasan tahun lalu. Melihat sekeliling, wanita itu menyunggingkan senyum.

"Semuanya masih sama."

Di ruang utama rumah itu terpajang sebuah bingkai poto besar keluarga  yang terlihat mencolok dan mengikat perhatian. Berjalan mendekat, wanita itu menelisik setiap wajah di sana.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang