[28] Berkemah #2

503 81 6
                                    

Up lagi nih...

Kalo lupa alurnya baca part sebelumnya, yaw

***

Sarapan pagi dengan nasi kotak yang sama seperti semalam. Aktivitas pagi ini adalah senam bersama, semua orang serempak mengenakan baju olahraga. mengikuti gerak gerik senam pagi yang di pimpin
oleh beberapa kakak Pramuka.

"Itu bukannya Syahril 10 IPA-2?"

"Mana? Mana?"

"Itu, dibarisan belakang kamu."

Vika membalikkan badannya, senyumnya terbit mana kala melihat Aril yang sedang mengikuti gerakan senam sesekali mengusap keringat di keningnya.

"Kayaknya gue suka sama dia, Yul."Seperti terhipnotis sepasang mata Vika terus tertuju pada Aril, senyumnya tidak luntur.

Lia menyenggol lengan Riri."Itu si Vika ngapain senyum-senyum sendiri?"

Menoleh melihat Vika, pundak Riri sedikit naik ke atas. "Nggak tau, gila mungkin?"

"Jangan julit, heh."Riri terkekeh.

Ikut menoleh melihat Vika, kening Bira mengerut. "Vika kok ngeliatin Aril terus?"

30 menit sudah acara senam pagi berlalu, kini perintah selanjutnya adalah mengganti baju dengan seragam Pramuka, dan kembali berbaris di lapangan karena kegiatan selanjutnya penjelajahan.

"Baiklah apa kalian siap dengan acara pertama hari ini yaitu penjelajah?" Tanya pak Nopan dengan suara melewati toa.

"SIAP!"

Peraturan dalam kegiatan penjelajahan ini adalah menuliskan berapa banyak jumlah tali hijau, kuning, dan merah yang di temukan setiap regu. Sebagaimana dengan ciri tali masing-masing jika menemukan tali bewarna hijau maka jalan tersebut harus mereka lalui. Dan tali bewarna kuning menandakan jika ada dua arah jalan yang berlawanan, ada juga batu dengan jejak beberapa ranting pohon untuk membantu menemukan jalan yang benar. Juga ada tali warna merah tandannya jalan itu tidak bisa dilewati atau lebih tepatnya berbahaya.

Setiap regu pun akan mendatangi enam pos. Dimana masing-masing pos itu diwajibkan menjawab pertanyaan yang diberikan kakak pramuka atau sekedar melewati suatu rintangan kecil.

"Ada yang mau di tanyakan?"

Hening.

"PAHAM, PAK!"

Jawab anak Pramuka yang sudah siap memakai baju pramuka, tongkat, serta topi pramuka bewarna coklat.

Pokus Bira pada seseorang yang berbunyi di balik pohon, orang itu sedari tadi terus memperhatikan.

"Orang misterius yang patut dicurigai"

Kaki pendeknya hendak melangkah menghampiri orang itu, mana tau ada maksud jahat yang akan dia lakukan. Namun baru saja melangkah regunya sudah kebagian urutan penjelajahan.

Sepanjang perjalanan banyak tali bewarna yang harus mereka tulis serta jalan yang harus di lewati, di pilih, dan di hindari. Beberapa pos sudah regu Bira lewati.

Pipi Bira dan anggota regunya terkena coretan bulao karena sempat tidak bisa menjawab sebuah pertanyaan, rok mereka pun ikut basah dikarenakan melewati pos lima yang mengharuskan setiap orang dalam regu berjalan melewati arus sungai untuk sampai ke pos selanjutnya.

"Berhenti dulu, gue cape!"Vika duduk di salah satu batu besar, nafasnya tidak beraturan karena saat melewati arus rungai di pos lima tadi dia terus saja menjerit-jerit alasannya takut terbawa arus, lalu hanyut.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang