Tinggalkan jejak dengan cara
VOTE AND KOMEN! Thank youHAPPY READING ( ◜‿◝ )♡
🦉🦉🦉
"Bener ini rumah bi Mumu?"
Bi Mumu menganguk. Sekarang kedua pemuda itu sudah berdiri di depan rumah satu lantai yang dimana halaman depannya di hiasi berbagai macam tanaman indah.
Tok tok tok
Aril mengetuk pintu. Tak lama seorang pria keluar membuka pintu, wajah pria itu seperti kelelahan.
"Ada apa ya?"Tanyanya.
"Eu..."Aril melirik Bira.
"Kami mau menyampaikan sesuatu. sebelum itu apa boleh kami masuk pak?"
Pria itu terseyum tipis. "Silahkan."
Bira menatap sekeliling rumah yang terlihat rapih, semua barang di tata sesuai tempatnya. Mereka berdua di persilahkan duduk lalu di buatkan minuman dingin.
"Ada hal apa yang perlu kalian sampaikan pada saya?"Pak Abdul-suami bi Mumu bertanya.
"Ini tentang almarhum istri bap--"
"Uhuk uhuk uhuk!"Suara batuk seseorang terdengar di Indra pendengaran mereka.
"Andin!"Pak Abdul tiba-tiba berlari masuk ke dalam kamar, di ikuti Aril dan Bira.
"Uhuk uhuk!"
"Andin minum dulu nak."Pak Abdul memberikan segelas air kepada seorang gadis yang terbaring lemah
di atas tempat tidur, wajahnya pucat."Andin anak ibu."Ujar bi Mumu mengusap kepala putrinya. "Kenapa kamu begini nak."
"Pak, mereka siapa?"Tanya Andin menatap Bira dan Aril bergantian.
"Bapak tidak tau, mereka datang hendak menyampaikan sesuatu."Jawab pak Abdul.
"Kamu Andin?"Tanya Bira terseyum ramah.
Gadis berusia 10 tahun itu mengangguk.
"Happy birthday."
"Kenapa kalian tau hari ini, hari ulang tahun aku?"Heran Andin, ada perasaan sedih yang mendalam di dalam hatinya sekarang ini.
"Kami tau dari bi Mumu."
"I-ibu?"
Bira berjalan mendekati tempat tidur Andin, gadis itu mengeluarkan kotak kecil bewarna hijau di dalam tasnya.
"Hadiah."
"Hadiah?"
"Dari ibu kamu."Sambung Aril.
"Ta-tapi ibu...sudah tidak ada."Ujarnya pelan dengan
mata mulai berkaca-kaca."Percaya atau tidak aku bisa melihat manusia yang sudah meninggal. Dan, hadiah itu pemberian terakhir bi Mumu untuk putrinya yang sedang berulang tahun. Bi Mumu sudah menyiapkan hadiah itu jauh-jauh hari sebelum ulang tahun kamu tiba dan kejadian kebakaran yang merenggut nyawanya."Kata Bira panjang lebar. Tak bisa di hiraukan lagi tangis Andin pecah mendengar penurunan Bira barusan. Pak Abdul pun sama sepertinya, ia menangis sambil menyebut-nyebut nama bi Mumu.
"Ibu kenapa ibu ninggalin Andin hiks..."
"Andin masih butuh ibu."
Pak Abdul memeluk putrinya, ia juga merasakan kehilangan yang sedang di rasakan putri semata wayangnya ini.
"Apa kalian ingin melihat dia?"
Ayah dan anak itu saling bertatapan.
"Apa bisa?"Tanya pak Abdul.
![](https://img.wattpad.com/cover/282525386-288-k495656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALBIRA
Random∆Mohon jangan Plagiat!. [Sequel •Istri kampung ku•!] Alan dan Salbia tidak pernah menyangka jika anak-anak mereka memiliki kemampuan istimewa yang membuat mereka di incar oleh para pemuja ilmu hitam untuk membangkitkan ratu mereka yang telah lama me...