[36] Bira aneh?

456 72 1
                                    

Sudah berkeliling rumah semalaman Bira pun merasa lapar. Berjalan menuju dapur, bingung apa yang harus dia makan sedangkan di atas meja hanya ada seranjang buah.

Tanpa banyak pikir Bira memakan habis buah-buahan itu, setelahnya Bira tetap masih merasa lapar.

"Kenapa tubuh ini terus merasa lapar?"Gumamnya membuka pintu lemari es lebar-lebar.

"Makanan."

Mengambil beberapa bungkusan daging mentah, dan sayuran, apapun yang dirasa menarik perhatiannya.

"Enak."Kata itu terlontar setelah menggigit sayur kol. "Apa ini?"

Sibuk dengan makanan, tak terasa hari sudah menjelang pagi.

Para pembantu menatap nona muda mereka dengan tatapan aneh karena banyak sisa makanan bekas di atas meja, ditambah sang pelaku terlihat tidur pulas bersama potongan
daging mentah di tangannya.

"Kasihan sekali, mungkin saking lapar nya nona Bira sampai makan daging mentah itu."Kata salah satu pembantu merasa jijik sekaligus kasihan karena daging itu jelas-jelas belum di masak.

Terbiasa bangun pagi Salbia melihat para pembantu berkerumun di dapur.

"Ada apa? Kenapa kalian berkerumun di sini?"Pernyataan dari sang nyoya membuat celah beberapa pembantu untuk memperlihatkan langsung apa yang sedang mereka lihat hingga berkerumun.

"Lihat ini nyoya Bia."

"Bira."Salbia tersentak kaget saat melihat putrinya tidur di atas meja sambil memegangi daging mentah.

"Bira bangun sayang."Seru Salbia mencoba membangunkan anaknya.

Bira mengguliat kecil, matanya sedikit terbuka. "Aku masih mengantuk."

"Kenapa kamu tidur di sini sayang?"

Mengusap wajahnya sendiri, Bira menatap Salbia. "Kamu siapa?"

Semua pembantu melohok, nona muda mereka tidak mengingat bundanya sendiri? Mana mungkin.

"Ini bunda."Sama seperti para pembantu, Salbia juga kaget kenapa Bira menanyakan siapa dirinya.

"Kenapa kamu tidur di dapur?"

Bira diam, dia sedang berpikir. "Di dunia manusia sebutan bunda berarti ibu. Wanita ini masih muda, tapi dia sudah menjadi seorang bunda."

"Tadi pagi aku merasa lapar, pergi mencari makanan dan malah ketiduran di sini."Jawab Bira.

Dari logat bicara nya berbeda.

"Kalian bisa bekerja."Ucapan Salbia tertuju untuk para pembantu yang masih menonton mereka di tempat.

"Ada sisa makan malam di dalam lemari, kenapa kamu malah makan daging mentah sayang?"

"Memangnya tidak boleh makan daging mentah?"Balik tanya Bira.

"Rasanya enak."

Merasa mual Salbia sebisa mungkin menahannya. "Manusia nggak boleh mengonsumsi makanan mentah, harus di masak dulu., gak sehat. "

Memasang wajah lugu, Bira mengangguk.

"Sekarang kamu mandi dan bersiap pergi ke sekolah ya."Lagi, Bira mengangguk mengiyakan saja.

"Aneh sekali padahal daging mentah itu rasanya enak."

°°°•••

"Di tempat ini harus apa?"Berdiri di depan sekolah menengah atas sambil memperhatikan sekeliling, banyak orang memakai baju sama sepertinya.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang