[1] Prolog

3.1K 204 5
                                    

Hai, hai, hai, sebelum baca lapak ini di sarankan baca ISTRI KAMPUNG KU'  karena di cerita ini akan mengisahkan perjalanan hidup si kembar Salbira dan Syahril anak Syahlan dan Salbia.

HAPPY READING╰(*´︶'*)╯

°°°°°°

Apa kalian percaya bahwa selama ini manusia hidup di dunia berdampingan dengan makhluk tak kasat mata yang kerap di sebut setan, iblis, jin, atau sebagainya?

•••

Sudah beberapa kali Alan dan Salbia membawa Salbira-putri kecil mereka ke rumah sakit untuk menanyakan kondisi lebih jelas anak mereka yang sudah tiga hari ini demam tinggi
dan rewel terus.

Beberapa dokter mengatakan jika Bira hanya demam biasa dan setelah itu memberikan obat penurun demam.

Meskipun sudah di periksa dan di berikan obat, Bira terus menerus menangis. Bahkan dokter anak proporsional pun tidak bisa membuat demam tingginya turun.

Keduanya selalu menemani putri kecil mereka yang senantiasa menangis siang malam sampai-sampai suaranya serak. Entah apa yang terjadi dengan putri mereka.

"Bunda kalo ngantuk tidur aja, biar ayah yang jagain Bira."Ujar Alan merasa kasihan melihat istrinya yang kewalahan bahkan tidak tidur beberapa hari demi anaknya.

"Bunda gak ngantuk kok yah."Sahut Salbia terseyum letih pada suaminya. Sebenarnya jawabannya berbanding balik dengan apa yang ia rasakan sekarang. Rasanya ia ingin tidur dan beristirahat sejenak dari pikiran kalutnya ini. Namun dia tau, saat ini bukan hanya dirinya yang kelelahan mengurus Bira tetapi suaminya juga.

"Apa kita perlu membawa Bira berobat keluar negri?"Tanya Alan mengusap kepala Bira sayang.

"Apa dengan begitu Bira akan
sembuh, yah?"Balik tanya Salbia.

"Coba saja bawa anak kalian ke rumah sakit Tiongkok, pengobatan di sana sangat bagus."Kata mami datang membawa segelas susu lalu meletakkannya di atas meja.

"Minum dulu Bi, kamu pasti haus."

"Iya. Makasih, mi."

"Atau kita yang harus memanggil dokter di sana?"Timpal papi.

"Coba saja panggil dokter yang ada di sana. Lagi pula Bira masih kecil, mana mungkin kami membawanya pergi ke tempat jauh."Sahut mas Alan.

"Baiklah papi akan meminta dokter
di sana untuk datang memeriksa Bira."

°°°•••

"Saya pikir ini hanya demam balita biasa."

"Cukup berikan obat sirup ini, dan dalam dua jam demam putri kalian akan turun."Dokter memberikan sebotol obat sirup kepada Alan. Lagi dan lagi, dokter mengatakan hal yang sama. Demam biasa. Apa demam balita biasa bisa sampai selama ini?Sudah empat hari Bira seperti ini.

"Sebenarnya anak kita kenapa mas?"

Jika di perhatikan kenapa warna  mata Salbira bewarna coklat ke oren-orenan? Berbeda dengan pupil mata ayah dan bundanya yang bewarna coklat kehitaman sama seperti kembaran laki-lakinya Syahril.

°°°•••

Hujan lebat di Sertai petir menemani tangisan seorang bayi yang tengah di baringkan di sebuah ayunan bunga.

"Demamnya semakin tinggi."Salbia Mambawa putrinya ke gendongan. Alan, Erlin, mami Tasya dan papi Firman ikut mencoba menenangkan Salbira. Namun bukannya berhenti menangis hasilnya mereka malah membuat tangisnya semakin kencang.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang