VOTE. KOMEN!
HAPPY READING~
Makanan manis dapat membuat otak melepaskan hormon serotonin sehingga membantu untuk menstabilkan suasana hati dan mencegah datangnya depresi. Namun, tidak baik pula jika mengonsumsinya secara berlebihan, akibatnya dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes, obesitas, kerusakan gigi,
dan penyakit gusi.Dapat dicontohkan Bira yang sedari tadi mengaduh kesakitan sambil memegangi pipinya sendiri.
Sakit di bagian giginya mulai terasa lagi. Semalam dia lupa minum obat.
Terlebih stok permen dan makanan yang memiliki kadar gula tinggi banyak di konsumsinya setiap hari.
Saat ini Aril sibuk memasukkan semua makanan manis milik Bira ke dalam kantong kresek besar.
"Udah tau sering sakit gigi, masih aja banyak ngonsumsi makanan yang manis-manis. Ini kalo bunda tau udah di hukum gak di kasih sayap ayam! "
Aril mengoceh. Setelah semuanya di masukan ke dalam kantong kresek, cowok itu melirik ke bawah tempat tidur. Bira menggeleng, mengkode supaya dia tidak memeriksa di sana.
"Gawat. Di bawah tempat tidur banyak permen lollipop kesukaan Bira. Kalo Aril tau, pasti semua lollipop itu bakal di buang!"Bira membatin. Sungguh, untuk berbicara pun rasanya sakit.
"Nah, kan!"
°°°•••
"Ini giginya harus di cabut."
Mendengar itu kedua mata Bira membola. menggeleng kuat, tidak menyetujui saran dari Dokter Sania.
Karena terus mengaduh sakit Bira pun pergi ke klinik gigi, memeriksa giginya yang lagi-lagi sakit. Ditemani Aril dan Altar yang langsung datang ke rumah pagi-pagi saat mendengar kabar gigi gadis itu sakitnya kumat.
"Cabut aja, kak."Seru Aril. Jangan heran kenapa Aril memanggil dokter gigi Sania dengan panggilan kakak. Sewaktu kecil Aril sering bermain bersama dokter gigi muda itu, bahkan kedua orang tua mereka bersahabat.
"Aril!"Pekik Bira.
"Awhssss."
Kedua mata Bira mulai berair. Bira tidak mau kehilangan salah satu giginya. "Emangnya gak bisa cuma minum obat? Ga-gak usah di cabut?"
Dr.Sania menggeleng. "Gak bisa. Lubang gigi kamu akan semakin membesar jika terus di biarkan."
"Cabut gigi gak sakit kok, rasanya cuma kayak gigit permen loli."
Tangan Al mengusap pelan kepala Bira."Cabut, ya? Dari pada gigi kamu sakit. Nanti gak bisa makan banyak."
Al mencoba membujuk Bira agar menyetujui saran cabut gigi Dokter Sania dengan alibi makanan banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALBIRA
De Todo∆Mohon jangan Plagiat!. [Sequel •Istri kampung ku•!] Alan dan Salbia tidak pernah menyangka jika anak-anak mereka memiliki kemampuan istimewa yang membuat mereka di incar oleh para pemuja ilmu hitam untuk membangkitkan ratu mereka yang telah lama me...