[10]Hantu toilet bioskop

685 75 2
                                    

Berikan bintang kecil kalian untuk menyemangati aku, supaya cepat next part baru:)

HAPPY READING~

🦉🦉🦉

Sedari tadi Aril menunggu aunty nya yang sedang berbelanja. Pagi tadi Erlin mengajak Aril pergi ke pusat perbelanjaan. awalnya Aril menolak, namun dengan bayaran PS 5 Aril pun setuju dan mau ikut pergi dengannya.

"Aunty, masih lama?"Aril bertanya. Sudah belasan kali pemuda itu menanyakan hal yang sama pada wanita muda yang sibuk memilih pakaian. Jika saja bayarannya bukan PS 5 maka Aril tidak akan mau menunggu lama seperti ini, lebih baik diam di rumah bermain game online.

"Sebentar lagi."Jawaban yang sama seperti sebelumnya. Aril menghela nafas panjang, ia mengeluarkannya ponsel dalam saku celana.

"Mereka di bioskop? Kok nggak ngajak?"Gumam Aril saat melihat status WhatsApp Luna. Di status yang berupa Poto itu terlihat jelas wajah Luna, Bira, Altar, dan ...... Savana.

"Kok mereka pergi nggak ngajak gue?"Aril kembali bertanya pada dirinya sendiri. Semenjak ada Savana posisinya seolah digantikan oleh kedua gadis itu, Luna dan Bira.

"Savana berani rangkul pundak Luna?!"Pekik pemuda itu melempar botol Aqua kosong ke sembarang arah. hatinya panas melihat mode pose Savana dan Luna berdekatan apalagi rangkulan Savana di bahu Luna yang amat membuat hatinya nyeri. Aril tidak suka melihatnya.

"Maaf mas, nggak boleh buang sampah sembarang."Seorang bapak-bapak memberikan botol kosong yang di lempar Aril tadi.

"Saya cuma lempar, enggak ngebuang kok, pak."Aril terseyum tipis, menerima kembali botol itu.

"Awas aja kamu Bira, berani nggak ngajak aku pergi bareng kalian."

°°°•••

Sepanjang penayangan film layar lebar kedua mata Bira pokus melihat ke depan. Film yang di tayangkan bergenre horor, alurnya sedikit di bumbui dengan komendi yang mampu membuat tawa penonton.

Menurut Bira film itu tidak membuat dirinya takut sedikitpun, karena wujud para hantu yang ada di dalam film itu tidak terlalu menyeramkan jika di bandingkan dengan hantu yang asli. Contohnya satu hantu tanpa bola mata yang duduk di depannya.

Tidak seperti Bira yang pantang takut, dua sejoli yang duduk bersampingan menutup kedua mata mereka ketika sosok hantu dalam film muncul secara tiba-tiba, bahkan saking takutnya Luna sempat berteriak memanggil manggil mommy nya.

Savana menghela nafas lega ketika film telah berakhir, begitupun Luna orang yang mengajak mereka menonton film bergenre horor itu.

"Minum Lun?"Bira menyodorkan sebotol air pada Luna, namun gadis itu menolak dengan menggelengkan kepala. wajahnya terlihat pucat pasi.

Bira duduk di samping Luna, dia meraih tangan Luna lalu mengusapnya perlahan. Bira tahu Luna tidak menyukai film horor, karena luna type orang penakut. Tapi yang membuat Bira heran adalah, kenapa hadis itu mengajaknya menonton film yang jelas-jelas membuat dirinya takut, bahkan sampai diam seribu bahasa.

"Kalo kamu takut, kenapa ngajak kita nonton film horor?"Tanya Altar yang memang datang bersama mereka.

"Iya. Kalo takut jangan maksain."Timpal Savana.

"Aku gak takut kok."Sanggah Luna menatap Savana. "Aku cuma lapar."

Bira cengo sendiri mendengarnya, jelas-jelas Luna ketakutan tadi.

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang