Lukisan Dari Fadlan

52 7 9
                                    

Sore itu bel rumah Cinta berbunyi, Cinta pun membuka pagar rumahnya, dan nampak kurir tukang paket telah berdiri di depannya.

"Maaf, Mbak, ada paket!" kata Kurir itu.

"Paket untuk siapa ya, Mas?" tanya Cinta.

"Paket atas nama Cinta, Mbak." kata Kurir itu.

"Hah, paket atas nama saya, tapi perasaan saya tidak pernah pesan apa-apa mas." kata Cinta heran.

"Saya tidak tahu, Mbak, tapi ongkosnya sudah dibayar kok. Silahkan diterima mbak dan tanda tangan disini." kata Kurir itu mengarahkan, Cinta pun menerima paket itu dan langsung tanda tangan sebagai tanda penerima, lalu Cinta masuk ke dalam kamar dan buru-buru ingin membuka paket itu. Tapi kemudian tangannya berhenti.

"Jangan-jangan dari Ardi lagi ni, ah kalau benar males banget aku buka." kata Cinta, namun dia memperhatikan lagi paket itu dia pun menggoyangkan paket itu untuk sekedar ingin tahu isinya, namun tidak terdengar apapun dari dalamnya.

"Ah kok gak ada suara apapun sih, tapi paket ini lumayan besar, isinya apa ya?" kata Cinta yang mulai semakin penasaran, dan akhirnya Cinta pun memutuskan untuk membuka paket itu, lalu setelah di buka ternyata isinya adalah sebuah lukisan dirinya. Cinta terperangah takjub melihat lukisan dirinya yang nampak sedang memegang sebuah buku dengan rambut terurai dan senyum simpul yang manis.

"Wow... Ini menakjubkan sekali, siapa yang mengirim lukisan ini untukku? Masa iya Ardi, Ardi mana bisa melukis." Cinta pun melihat bungkus paket itu, namun disana tidak ada nama pengirimnya, hanya ada nama inisial yaitu F.R.

"F.R siapa yah?" tanya Cinta semakin bingung, dia pun memperhatikan baik-baik lukisan itu, nampak dibelakangnya ada potongan sebuah jembatan.

"Mmm ini sepertinya jembatan Samota, meskipun hanya sebagian namun aku yakin ini pasti jabatan Samota, berarti ini aku ketika di Taman Lembi dibawah jembatan Samota." kata Cinta, dia pun mengingat kapan terakhir dia ke Taman Lembi dan bersama siapa dia kesana, dan seketika dia langsung mengingat kalau dia pernah membaca buku di Taman Lembi sendiri kemudian munculah...

"Fadlan, Iya benar Fadlan, waktu itu Fadlan ada di Taman Lembi. Dan inisial F.R ini pasti singkatan dari Fadlan Radiansyah, iya bener.... Fadlan juga jago melukis." kata Cinta dengan mata berbinar, Cinta pun terlihat senang dan memeluk lukisan itu, dia langsung mengambil palu lalu memajangnya di dinding kamarnya, lukisan itu tepat di atas meja belajarnya yang ketika masuk kamar langsung bisa dilihat. Cinta sontak loncat-loncat di kasurnya sambil melihat lukisan itu, namun tiba-tiba...

"Lah, aku ngapain loncat-loncat, ngapain juga aku sesenang ini, ah.. kok mulai ngaco ya. Aduh.... Otakku kenapa" kata Cinta sambil memegang otaknya, Cinta pun langsung menyadarkan dirinya, dia kemudian keluar kamar untuk bercerita kepada neneknya.
###

Ke esokan harinya Cinta sudah siap-siap untuk berangkat sekolah, dia pun langsung ke ruang makan untuk sarapan, disana sudah ada nenek dan kakeknya serta kedua tantenya yang akan segera berangkat kuliah. Cinta langsung duduk di dekat tante Rika salah satu adik ayahnya yang paling muda yang tinggal sebentar lagi akan wisuda S1.

"Cinta ini rotinya, Ndok" kata neneknya dengan lembut setelah mengoleskan selai strawberry kesukaan Cinta.

"Terimakasih, Nek, oh ya Faizal kemana, kok gak ikut sarapan?" tanya Cinta kepada neneknya, Faizal sendiri merupakan sepupunya yang masih duduk di kelas 5 SD.

"Faizal tadi udah berangkat sekolah duluan, biasa dia mau nyobain sepeda barunya." jawab Tante Rika

"Oo, jadi dapat sepeda baru toh."

"Iya, dia kan juara 1 kemarin lomba lari, jadi dapat hadiah sepeda deh, hebat juga tuh anak." gumam Tante Rika. Cinta hanya tersenyum mendengar kabar itu, tak lama kemudian, tante Rika pun pamit untuk pergi ke kampus.

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang