Lamaran Robert

8 3 0
                                    

"Kringg" suara handphone Cinta berdering, Cinta yang sedang berada di ruang tamu bersama ibu dan tante Rika langsung naik ke kamarnya untuk mengangkat telpon, namun saat di lantai atas dia berpapasan dengan Tasya, Tasya pun hanya diam dan tidak bicara apapun. Semenjak kejadian di rumah Ardi, Tasya terlihat bersikap dingin kepada Cinta. Cinta yang tak tahan dengan sikap Tasya langsung memanggil Tasya.

"Tasya berhenti!" perintah Cinta, Tasya pun menghentikan langkahnya. Cinta lalu mendekati Tasya dan membalikkan badan Tasya ke arahnya.

"Kamu kenapa sih, kenapa kamu menghindariku, kamu membuatku seolah-olah telah melakukan hal yang jahat padamu."

Namun Tasya memalingkan wajahnya ke bawah, dia tidak sanggup menatap Cinta.

"Tasya lihat aku, kamu kenapa? Apa karna kamu tahu kalau Ardi dulu menyukaiku sehingga membuatmu benci padaku. Tasya, berapa kali aku harus  bilang, kalau aku dan Ardi dari dulu tidak pernah ada hubungan apa-apa, dan aku juga tidak pernah menyukai Ardi, tolong kamu jangan seperti ini!" tegas Cinta.

"Ya aku tahu kalau Kak Cinta memang tidak pernah menyukai Kak Ardi, tapi Kak Ardi yang menyukai Kak Cinta dari dulu bahkan sampai sekarang."

"Lalu apakah itu semua salahku?, Apakah aku yang salah jika Ardi sampai sekarang masih menyukaiku?"

Tasya menghela nafasnya mencoba untuk tidak bicara kasar kepada Cinta.

"Kak Cinta memang tidak salah, namun aku yang salah, sebab aku mencintai laki-laki yang ternyata mencintai kakakku sendiri."

"Tasya, kenapa kamu ngomong seperti itu, kamu tenang saja, Ardi hanya milik kamu, cuma kamu."

"Yah, raga Kak Ardi memang milikku, tapi hatinya.. milik Kak Cinta.
Aku minta maaf jika sikapku membuat Kak Cinta tidak nyaman, aku juga tidak bermaksud seperti itu. Hhhh aku hanya merasa tidak sanggup melihat seseorang yang dicintai oleh tunanganku sendiri, karna itu rasanya sangat menyakitkan." ujar Tasya sambil menatap Cinta, lalu dia pergi dari hadapan Cinta, Cinta pun hanya mampu menghela nafas kemudian masuk ke kamarnya untuk mengangkat telpon. Namun dia melihat nomor tak dikenal di layar handphonenya.

"Siapa ini, kok nomor baru, hmm palingan orang iseng kali yah." kata Cinta, dia pun meletakkan kembali handphonenya di atas meja hingga berhenti berdering, namun ternyata handphonenya kembali berdering.

"Kok nomor ini nelpon terus, atau jangan-jangan ada yang penting, ya udah angkat sajalah."

"Haloo." kata suara dari seberang sana

"Ya halo." jawab Cinta

"Bisakah kami berbicara dengan nona Cinta?"

"Ya dengan saya sendiri, ada apa?"

"Mohon maaf kami mengganggu waktu anda, kami hanya ingin menginformasikan bahwa ada seorang turis mengalami kecelakaan di kafe kami, dia terjatuh dari rooftop. Menurut keterangan di pasportnya ini, dia bernama Robert William berkembangsaan Inggris.

"Apaaa, Robert?" kaget Cinta.

"Iya, kami mendapat nomor telponmu dari ponselnya, apakah kamu mengenalnya?"

"Ya saya kenal dia, lalu dia sekarang dimana?"

"Dia masih di kafe kami."

"Kafe mana?"

"Victoria!"

"Baiklah kalau begitu saya akan segera kesana, Assalamualaikum."

Cinta pun buru-buru turun ke ruang tamu untuk menemui Tante Rika dan ibunya.

"Tanteeee, ibuuuuu."

Tante Rika dan ibunya terlihat heran melihat Cinta yang berlari menuruni tangga dengan wajah yang sangat cemas.

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang