Hadiah Yang Tak Diinginkan

63 7 2
                                    

Sesampainya di rumah, Cinta langsung bersalaman dengan neneknya yang terlihat sedang membaca Al-Qur'an di ruang tamu.

" Habis darimana, Cinta?" tanya neneknya dengan lembut.

"Cinta dari Taman Lembi nek." jawab Cinta, lalu dia pun berbaring di paha neneknya, dia lalu mengambil foto orang tuanya dari dalam tasnya.

" Kamu rindu lagi dengan orang tua mu, Nduk?" tanya neneknya lagi, Cinta mengangguk pelan, neneknya membelai rambut Cinta lalu mencium keningnya.

" Sabar ya, Nduk, suatu hari nanti kamu pasti bisa bertemu dengan orang tuamu dan juga adikmu." hibur neneknya.

" Aku selalu menunggu hari itu, Nek. Sejak aku SD sampai sekarang aku tidak pernah melihat ayah atau pun ibuku, aku sendiri tidak tahu dimana mereka berada. Dan adikku Tasya, aku juga tidak tahu dia sekarang ada dimana, aku yakin dia pasti juga merasakan hal yang sama sepertiku, dan aku tidak tahu kehidupannya seperti apa di luar sana." kata Cinta, air matanya pun mulai mengalir membasahi pipi lembutnya, dia teringat lagi ketika orang tuanya bercerai saat dia masih berumur 6 tahun dan adiknya Tasya berumur 4 tahun, saat itu dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang perceraian, dia pun dibawa oleh ayahnya ke rumah neneknya di Sumbawa lalu ditinggalkan disana, sedangkan adiknya di bawa oleh ibunya entah kemana, dan semenjak saat itu dia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan kedua orang tuanya serta adiknya. Kerinduan yang mendalam selalu mengiris hatinya, itulah yang membuatnya menjadi gadis pendiam dan sedikit cuek. Namun untungnya dia memiliki seorang nenek yang sangat menyayanginya dan telah merawatnya dengan baik, sehingga kesedihan dihatinya sedikit berkurang.

"Oh ya, Nduk tadi ada bingkisan untukmu." kata neneknya mencairkan suasana.

"Hah, bingkisan apa, Nek? dari siapa?" tanya Cinta penasaran.

"Nenek juga tidak tahu, karna tadi Shofia yang mengantarkannya, dan Shofia bilang dia juga tidak tahu bingkisan itu dari siapa, yang jelas itu untukmu." jawab neneknya

"Mmmm... Sekarang bingkisan itu ada dimana?"

"Ada di dalam kamarmu." jawab neneknya.

"Ya udah kalau gitu Cinta ke kamar dulu ya, Nek." kata Cinta, lalu pergi menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Cinta langsung melihat bingkisan besar di atas kasurnya, dia pun langsung penasaran dengan isinya lalu membuka bingkisan itu perlahan-lahan.

Setelah di buka, ternyata isinya adalah sebuah gaun berwarna putih serta sepatu kaca yang terlihat begitu mahal, selain itu dia juga menemukan kotak perhiasan yang isinya adalah sebuah kalung emas. Cinta penasaran dari siapa sebenarnya bingkisan itu, diapun lalu mencari-cari nama pengirimnya namun tidak dia temukan. Tapi setelah dia mengangkat sepatu dari kotaknya, dia menemukan secarik kertas yang terlipat rapi disana, Cinta pun sangat penasaran dan langsung membacanya. Di kertas itu tidak banyak tertulis sesuatu, hanya ada dua kalimat yang berbunyi.

"Aku harap kamu suka dengan hadiah ini, Sayang

Dan aku berharap kamu bisa memakainya di acara ulang tahunku nanti."

Setelah membaca itu, Cinta langsung bisa menebak siapa pengirimnya, itu tak lain adalah Ardi cowok kaya yang begitu sombong menurutnya.

" Gak jelas, ngapain ngirim hadiah kayak gini ke aku, emang dia kira aku gak bisa beli sendiri apa, dia kira dengan dia kirim beginian aku bisa tertarik sama dia, Hhh... Gak bakalan." kata Cinta sedikit mengomel, karna Cinta memang risih dengan sikap Ardi yang begitu berlebihan dan juga katro menurutnya, dia selalu mengejar-ngejar Cinta semenjak SMP, namun Cinta sama sekali tidak tertarik dengannya, karna bagi Cinta Ardi tak lain hanyalah cowok manja yang selalu pamer kekayaan orang tuanya.

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang