Kepergian Cinta ke London

9 0 0
                                    

Cinta nampak duduk di teras rumah sambil melihat mbok Iyah dan Pak Karman memasukkan barang-barangnya ke mobil. Hari ini Cinta akan meninggalkan Sumbawa dan kuliah di London. Bukannya terlihat bahagia, namun Cinta malah terlihat murung, padahal selama ini dia sudah berjuang keras mengikuti tes beasiswa untuk kuliah di London, dan saat dinyatakan lulus, dia pun selalu menunggu hari keberangkatannya ke kota yang dijuluki 'The Smoke' itu.

"Cinta ayo masuk!" kata neneknya, Cinta pun berdiri dan mulai berpamitan kepada Mbok Iyah dan Pak Karman, meskipun mereka adalah pembantu di rumah neneknya, namun Cinta telah menganggap mereka sebagai keluarga sendiri.

"Kamu kenapa, Cinta? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya tante Rika ketika melihat raut wajah Cinta yang sedikit lesu.

"Yah, aku baik-baik saja kok." jawab Cinta.

"Baiklah kalau begitu ayo kita langsung ke Bandara!"

Tante Rika pun mulai menyetir mobil dan melaju dengan kecepatan sedang menuju Bandara. Sepanjang perjalanan, Cinta hanya diam sambil menatap ke luar jendela mobil. Entah apa yang ada dibenaknya, namun dia seperti takut meninggalkan seseuatu.
Sesampainya di Bandara, Tante Rika langsung mengurus penerbangan Cinta, sedangkan Cinta ditemani nenek dan kakeknya duduk di waiting room sebelum naik pesawat. Handphone Cinta pun berdering, dia melihat layar handphonenya yang bertuliskan nomor Fadlan, entah kenapa Cinta merasa senang dan langsung mengangkat telponnya.

"Assalamualaikum" kata Fadlan.

"Wa'alaikumussalam." jawab Cinta.

"Kamu dimana, Cinta? aku tadi udah ke rumahmu tapi kata Mbok Iyah kamu sudah pergi."

"Aku sekarang masih di bandara, masih di waiting room."

"Alhamdulillah, kalau begitu keluarlah sebentar, aku sedang di depan bandara."

Cinta kemudian memberi tahu kakek dan neneknya untuk keluar sebentar menemui Fadlan, kakek dan neneknya pun paham. Setelah keluar dari waiting room, Cinta melihat Fadlan sedang berdiri sambil menenteng sesuatu, Fadlan lalu tersenyum sambil berjalan ke arahnya.

"Aku senang karna aku belum terlambat untuk menemuimu." kata Fadlan.

"Aku juga senang karna kamu mau datang kesini."

"Oh ya, ini buat kamu!"
Sambil memberikan bingkisan kepada Cinta.

" Itu sekedar hadiah kecil, tapi aku berharap kamu menyukainya!" sambungnya lagi.

" Terimakasih ya, apapun isinya aku pasti akan menyukainya." ucap Cinta senang. Fadlan pun tersenyum bahagia mendengar ucapan Cinta, Fadlan lalu terlihat gugup dan mencoba mengatur nafasnya.

"Kamu kenapa, Fadlan? Apakah ada yang ingin kamu katakan?" tanya Cinta, Fadlan menatap Cinta dengan sedikit gemetar karna dia takut kalau dia akan salah bicara.

"Katakan saja apa yang ingin kamu katakan!" tegas Cinta.

Fadlan lalu mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan. Dengan perlahan, Fadlanpun mulai bicara.

"Cinta, sebenarnya selama ini aku.....(berhenti sejenak)"

"Kenapa?" tanya Cinta mulai penasaran.

"Aaku.... Aaku sebenarnya......"

"Cintaaa!"

Terdengar panggilan yang membuat Fadlan tidak dapat melanjutkan kata-katanya, Fadlan dan Cinta pun melihat ke arah panggilan tersebut. Itu ternyata adalah Ardi.

"Ardi, kamu kesini juga?" tanya Cinta.

"Aku gak mungkin gak datang, inikan hari terakhir kamu di Sumbawa, entah kapan lagi aku bisa ketemu sama kamu setelah hari ini." jawab Ardi tulus, Fadlan hanya terdiam, dia paham kalau Ardi masih memiliki perasaan kepada Cinta.

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang