Hilangnya Ferdi dan Susan

16 1 0
                                    

Berita tentang hilangnya Ferdi dan Susan telah tersebar sampai ke penjuru kota, Cinta dan yang lainnya ikut berusaha mencari keberadaan mereka berdua, polisi pun telah dikerahkan untuk mencari mereka berdua, namun sudah seminggu lebih tidak ada titik terang tentang keberadaan mereka berdua. Hilangnya Ferdi dan Susan masih menjadi sebuah teka-teki bagi Cinta dan juga teman-temannya. Pasalnya mobil Susan ditemukan di pinggir jalan, dan semua barang-barang berharga seperti laptop, handphone, dompet, ATM, serta kunci mobilnya pun masih lengkap di dalam mobilnya. Hingga polisi menduga kalau Susan memang sengaja diculik oleh seseorang. Namun, yang menjadi pertanyaan polisi dan yang lainnya, apa tujuan orang itu menculik Susan, jikalau orang itu memang ingin meminta tebusan, mengapa sampai sekarang penculik itu belum menghubungi keluarga Susan untuk meminta tebusan. Sedangkan Ferdi, yang menjadi permasalahannya adalah sebelum menghilang, Ferdi sempat mengirim pesan kepada ayahnya Ardi untuk pamit dari rumah dan tinggal di kos-kosan sambil bekerja, namun yang menjadi pertanyaannya mengapa Ferdi tidak membawa barang-barangnya, bahkan handphone, uang, serta ATM yang sebenarnya merupakan barang yang wajib dibawa oleh seseorang ketika pergi masih lengkap di kamarnya. Bajunya pun sama sekali tidak ada yang kurang, polisi pun menduga kalau dia juga diculik. Dan siapakah orang yang menculik mereka berdua  Serta apa alasan mereka berdua diculik, itu merupakan pertanyaan besar bagi semua orang.

"Ardi, apa Ferdi tidak pernah bilang sama kamu kalau dia mau pergi kemana?" tanya ayahnya Ardi

"Tidak, Pah, lagian waktu itu aku juga gak ada di rumah, kan dia juga kirim pesannya ke papah." jawab Ardi seolah tidak pernah terjadi sesuatu.

"Kemana anak itu pergi, papa sangat khawatir dengan keadaannya."

"Sudahlah, Pah, lagian Ferdi udah gede, dia pasti bisa jaga dirinya sendiri."

"Iya, papa tahu, tapi kenapa dia pergi tanpa membawa barangnya atau uang sepeserpun, kehidupan di luar itu sangat sulit, handphonenya juga tidak dia bawa, dia memang pasti diculik."

"Ya, Pah, aku rasa memang kayaknya Ferdi diculik, tapi masalahnya siapa yang menculiknya, dan apa tujuan penculik itu menculik Ferdi, kalau memang karna uang, mengapa sampai sekarang penculik itu tidak meminta tebusan kepada kita." kata Ferdi, dengan wajah tanpa dosa.
Ayahnya Ardi terdiam, diapun bangkit dari duduknya dan langsung masuk ke kamar.

"Pah, mau kemana, kenapa sarapannya tidak dihabiskan?"

"Papa tidak nafsu makan, papa akan telpon orang suruhan papa dulu untuk mengetahui bagaimana perkembangan mereka mencari Ferdi, papa benar-benar khawatir dengan Ferdi, kamu lanjutkan saja sarapannya." jawab ayahnya Ardi, lalu masuk ke kamarnya.

"Sorry, Pah, aku bukannya mau buat Papa khawatir, tapi keponakan kesayangan papa itu telah bermain-main denganku, dan percuma saja papa cari dia, sebab dia sudah mati." batin Ardi dengan tersenyum licik.

                        ##
Di penjara, Fadlan nampak baru selesai sholat, dia pun terlihat berdo'a. Teman-teman satu selnya terlihat mulai mencibirnya.

"Ya elah, Bro, rajin amet sholatnya, siang malem sholat terus, lo mau cari muka disini, gak mempan, Bro, karna disini orangnya bejat semua." kata salah satu tahanan.

"Ya, lo sholat kayak udah bener aja, padahal kelakuan lo juga gak jauh beda sama kami." sambut tahanan yang lain sambil tertawa.

"Aduh, Bro... Kasian banget sih lo,asih sekolah, tapi masuk penjara, terus disini sok-sok'an lagi rajin ibadah, lo mau dateng dakwah disini?, Kalo emang ya sorry, Bro, lo gak layak sebab loe
juga gak lebih baik dari kami."
Fadlan hanya terdiam mendengar ocehan mereka, ocehan mereka seperti sudah biasa ditelinga Fadlan.

"Saya sholat, bukan karna saya merasa lebih baik dari siapapun, tapi saya sholat karna saya seorang muslim, dan saya hanya menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim." jawab Fadlan tegas, kemudian salah satu petugas memanggil Fadlan, sebab keluarganya datang membesuknya, Fadlan pun pergi menemui keluarganya. Ibunya langsung memeluk Fadlan sambil menangis.

"Kamu baik-baik saja kan, Nak, kamu pasti menderita disini." kata ibunya sesegukan, namun Fadlan tersenyum lalu mencium tangan ibunya.

"Bunda, Bunda tenang saja, aku tidak apa-apa kok disini, jadi bunda jangan khawatir ya." Sambil menghapus air mata ibunya, Fadlan pun lalu mencium tangan ayahnya juga.

"Kamu sehat disini, Nak?" tanya ayahnya Fadlan yang terlihat tegar.

"Aku sehat kok, Yah, sudahlah Ayah dan Bunda jangan terlalu khawatir, insyaallah aku akan selalu baik-baik saja disini."

"Ini, bunda bawakan makanan kesukaanmu, bunda tahu disini makanannya tidak enak."

"Terimakasih ya, Bunda."

"Fania bener-bener gak rela lihat kak Fadlan kayak gini, Fania yakin kak Fadlan itu cuma difitnah, dan orang yang fitnah kakak itu orang yang sangat tidak suka dengan kak Fadlan, kalau sampai orang itu ketahuan, Fania bakal hancurin mukanya." kata Fania dengan kesal.

"Sudahlah, kamu jangan terlalu dendam seperti itu, lebih baik kamu berdoa semoga kakak bisa cepat keluar dari sini." kata Fadlan mencoba menenangkan Fania. Fania hanya mengangguk paham.

"Oh ya, kak Fadlan tahu, kalau kak Ferdi dan kak Susan hilang?"

"Iya, kakak udah tahu, karna berita mereka sudah tersebar luas, tapi yang kakak bingungkan kenapa mereka bisa tiba-tiba hilang, aku yakin mereka pasti diculik."

"Ya, Kak, semua orang juga berpikir seperti itu, tapi yang jadi permasalahannya, apa tujuan mereka diculik, kalau memang penculik itu menculik mereka karna ingin meminta tebusan, kenapa sampai sekarang penculik itu belum menghubungi keluarga kak Ferdi dan kak Susan."

"Ini yang menjadi permasalahan polisi, kakak fikir orang yang menculik mereka berdua itu bukan karna menginginkan tebusan, tapi karna hal lain." kata Fadlan mulai menduga.

"Tapi apa itu, Kak?" tanya Fania.

"Aku juga tidak tahu, tapi dugaanku adalah mungkin saja Ferdi dan Susan diculik karna mereka mengetahui sebuah rahasia yang sangat besar, yang dimana penculik itu merasa terancam kalau mereka berdua sampai membongkar rahasia itu."

"Kok kakak bisa berpikiran seperti itu?"

"Entahlah, tapi aku merasakannya seperti itu."

"Sudahlah, kalian jangan bahas mereka berdua dulu, karna polisi juga sedang mencari mereka, oh ya, Fadlan, apa Cinta pernah datang kesini?" tanya ayahnya Fadlan, Fadlan hanya menggeleng, raut wajahnya terlihat suram.

"Kamu sabar ya, Nak, bunda yakin pasti sebenarnya Cinta tidak membencimu, mungkin dia hanya sedang bimbang saja." hibur ibunya, Fadlan hanya mengangguk.

"Kak Fadlan pasti sedih banget karna kak Cinta tidak percaya dengannya, aku harus cari cara supaya kak Cinta percaya lagi dengan kak Fadlan." batin Fania.

"Ayah, Bunda maafkan aku ya, aku telah membuat kalian kecewa." kata Fadlan.

"Tidak, Fadlan, justru Ayah bangga padamu, sebab disituasi seperti ini kamu masih dapat tenang dan sabar. Kamu tenang saja, Fadlan, ayah akan cari pengacara terhebat untuk kamu, supaya kamu bisa cepat bebas dari sini." jawab ayahnya Fadlan mencoba untuk menguatkan Fadlan supaya tidak merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

"Terimakasih, Ayah, aku percaya bahwa kebenaran pasti akan terungkap." sambung Fadlan sambil tersenyum.

lalu petugas polisi pun datang memberi tahu kalau jam besuknya sudah habis, Fadlan kemudian pamit kepada kedua orang tuanya dan juga adiknya untuk kembali lagi ke dalam sel. Ibunya Fadlan lagi-lagi tidak dapat menahan airmatanya ketika melihat Fadlan harus kembali ke dalam sel, namun Fadlan mencoba menguatkan ibunya serta meyakinkannya bahwa dia akan baik-baik saja. Fadlan pun akhirnya kembali ke dalam selnya, tak terasa dia meneteskan airmata, yang membuat dia sakit sebenarnya bukan karna dia masuk penjara, namun karna melihat airmata ibunya, dia merasa kalau dia sudah gagal menjadi anak yang baik untuk ibunya. Fadlan pun menghapus air matanya.

"Kamu harus kuat, Fadlan, jangan sampai kamu lemah, ingat kamu tidak bersalah, dan cepat atau lambat kebenaran pasti akan terungkap." batin Fadlan mencoba menguatkan dirinya, dia harus tetap tegar agar kasusnya cepat selesai.
         
###

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang