Terbongkarnya kejahatan Ardi

10 1 0
                                    

"Bukaaaa...." teriak Susan, yang sudah muak berada di sebuah ruangan penyekapan, Ardi pun membuka pintu dan langsung menahan Susan yang hendak keluar.

"Kamu mau kemana?, Nih makan dulu." kata Ardi.

"Aku gak mau makan, aku mau keluar dari sini, kok kamu tega banget sih nyekap aku disini, aku mau pulang..." teriak Susan emosi, Ardi pun menarik tangan Susan dan mendorongnya ke tempat tidur.

"Aku udah baik ya sama kamu, aku udah kasih kamu makan,dan semua kebutuhanmu juga sudah ada disini." kata Ardi sedikit membentak.

"Aku gak butuh semuanya. Lagian apa sih salahku sama kamu, kok kamu tega-teganya nyekap aku disini?" tanya Susan.

"Kamu gak salah apa-apa, tapi kamu tahu semua rahasiaku, dan kamu juga yang melihat apa yang telah ku lakukan sama Ferdi, jadi terpaksa kamu harus ku sekap."

"Kamu itu benar-benar manusia tidak punya hati, Ardi, kamu tega memfitnah Fadlan hanya karna kamu cemburu dengannya, dan kamu juga tega membunuh Ferdi, sepupumu sendiri hanya karna dia ingin mengungkapkan kebenaran, kamu benar-benar biadab, Ardi, ciehh" kata Susan sambil meludah ke arah Ardi.

"Aku memang biadab, terus kamu mau apa?" bentak Ardi, Susan tanpa ragu lalu menampar Ardi.

"Laki-laki sepertimu memang tidak pantas untuk Cinta, kamu dibandingkan Fadlan tidak ada apa-apanya, kamu hanyalah seorang pecundang yang sembunyi dibalik tumpukan harta, bahkan bagiku kamu itu lebih rendah daripada hewan.." tegas Susan dengan wajah penuh emosi, Ardi pun terlihat terpancing dia hampir saja menampar Susan, namun tidak jadi.

"Kalau saja kamu bukan sahabat Cinta, kamu sudah lama ku habisi!" kata Ardi lalu langsung pergi dan mengunci ruangan itu lagi. Terdengar Susan yang teriak meminta untuk dibukakan.

"Kalian tetap awasi tempat ini, jangan sampai Susan kabur!" perintah Ardi kepada kedua anak buahnya.

"Siap boss"

Ardi pun pergi dengan raut wajah masam sebab kata-kata Susan benar-benar membuatnya emosi. Susan yang berada di ruangan besar itu tidak kehabisan akal, dia pun pura-pura berteriak seolah-olah ada orang lain yang masuk ke dalam sana.

"Eh, kenapa tuh cewek teriak?" kata salah satu penjaga.

"Sepertinya ada orang lain yang masuk ke dalam, ayo coba kita periksa, jangan sampai dia kenapa-napa!" jawab penjaga yang lain.

"Ya udah sekarang kamu cepat buka pintunya, kalau dia kenapa-napa entar kita lagi yang disalahin sama bos."

Keduanya pun membuka pintu ruangan itu, dan ketika mereka membukanya terlihat ruangan itu sudah berantakan, Susan pun pura-pura ketakutan.

"Tolong, ada orang yang masuk kesini, dia sembunyi di kamar mandi." kata Susan sambil menunjuk kamar mandi yang sengaja dia porak-porandakan, kedua penjaga itu pun masuk ke kamar mandi untuk memeriksanya, dan ketika keduanya membuka tempat bathtub, Susan langsung memukul kepala keduanya, dia pun dengan cepat mengunci pintu kamar mandi , lalu berlari keluar dari ruangan itu, ternyata tempatnya di sekap itu merupakan sebuah Villa yang berada jauh dari keramaian. Susan yang saat itu kebingungan harus pergi kemana akhirnya memilih untuk berlari ke belakang Villa, sebab dia takut kalau Ardi masih berada di depan Villa. Susan pun berlari sejauh mungkin dan secepat mungkin yang dia bisa. Namun semakin dia berlari, dia merasa semakin tersesat dan tidak tahu arah, dia sama sekali tidak melihat rumah penduduk atau jalan setapak, yang dia lihat hanyalah sebuah hutan lebat yang mengelilinginya. Susan sudah tidak tahan lagi, tenaganya terasa sudah habis, ditambah dia yang belum makan seharian membuatnya semakin lemas, penglihatannya pun mulai remang-remang dan akhirnya dia pun jatuh tak sadarkan diri. Tiba-tiba terlihat ada sesosok laki-laki berbaju hitam yang menutupi wajahnya mendekati Susan, dia pun mengangkat tubuh Susan dan membawanya pergi dari tempat itu.

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang