Tinggalkan Aku

15 2 0
                                    

Fadlan membuka matanya secara perlahan, orang tuanya pun langsung senang.

"Fadlan, kamu sudah bangun, Nak." kata ibunya Fadlan.

Namun Fadlan hanya diam sambil melihat ke sekelilingnya, dia pun hendak duduk dan dibantu oleh ayahnya.

"Kak Fadlan, gimana keadaan kakak sekarang, aku seneng banget akhirnya Kak Fadlan bisa bangun dari koma." ujar Fania lalu memeluk Fadlan.

"Fania, ini kamu?" tanya Fadlan.

"Iya, kak. Aku kangen banget sama kak Fadlan."

"Ayah, ibu, aku ada dimana?"

"Kamu ada di rumah sakit, Nak, apakah kamu lupa apa yang telah terjadi padamu?" kata Ayahnya

Lalu Fadlan mengingat saat-saat dia menyelamatkan Cinta dan akhirnya tertabrak mobil.

"Astaghfirullah, aku baru ingat semuanya. Ayah, sudah berapa hari aku tidak sadarkan diri?"

Fania dan orang tuanya pun saling berpandangan, mereka terlihat bingung aakah akan memberi tahu yang sebenarnya atau tidak.

"Mmm, 3 hari, kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari." jawab ayahnya.

"Rupanya begitu, lalu bagaimana keadaan Cinta? Apakah dia baik-baik saja?"

" Tentu, kak Cinta baik-baik saja." jawab Fania.

Fadlan pun terlihat lega dan tersenyum.

" Ayah, ibu, kenapa ruangan ini gelap? Apakah sekarang malam?"

Fania dan orang tuanya kembali berpandangan.

"Maksudmu apa, Fadlan? sekarang pagi, dan disini sangat cerah." jawab ibunya.

"Tapi, aku sama sekali tidak melihat apapun, semuanya gelap." jawab Fadlan.

Ibunya Fadlan langsung terkejut, dia terlihat panik lalu memegang wajah Fadlan.

"Nak, apa maksudmu? Jangan buat ibu khawatir, apakah kamu sama sekali tidak bisa melihat kami." kata ibunya yang sudah mulai meneteskan airmatanya.

Fadlan menutup matanya lalu membukanya kembali.

"Buk, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun, yang ku lihat hanyalah gelap, bahkan setitik cahaya pun tidak bisa ku lihat."

Ibunya Fadlan pun terjatuh dan menangis.

"Ya Allah.... cobaan apalagi ini."

" Tenangkan dirimu, Mah, jangan sampai kamu membuat Fadlan sedih, Fania coba kamu panggil dokter dulu."

"Baik, ayah."

Fania pun pergi memanggil dokter Cakra, tak lama kemudian dokter Cakra masuk ke ruangan dan memeriksa mata Fadlan. Setelah diperiksa dokter Cakra meminta orang tua Fadlan untuk datang ke ruangannya. Fadlan yang mendengar hal itu sudah merasakan firasat buruk.

"Fania, mengapa dokter tidak langsung bicara disini saja?"

" Kak Fadlan, kakak tenang saja ya, kakak pasti baik-baik saja kok." ujar Fania, Fania sebenarnya juga sudah merasa cemas, namun dia berpura-pura tenang agar Fadlan juga tenang.

" Apa mungkin aku buta, Fania."

" Enggak,  kakak nggak boleh ngomong gitu, aku yakin kak Fadlan pasti baik-baik saja, mungkin ini cuma efek sementara karena kepala ke Fadlan kemarin terbentur sangat keras."

Lalu Fania memeluk kakaknya dengan wajah sedih.

"Fania kamu nangis?"

"Nggak, aku nggak nangis kok kak."

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang