Di Culik

12 2 0
                                    

3 hari telah berlalu, pagi itu Robert dengan wajah berseri-seri sedang menunggu Cinta di kafe Victoria. Robert telah menyiapkan bunga dan cincin yang waktu itu dia bawa, Robert rasanya sudah tidak sabar untuk menunggu jawaban dari Cinta. Sedangkan di rumah, Cinta masih melihat dirinya di cermin, dia seperti kaku karna selama ini dia telah menganggap Robert sebagai temannya, dan sedikitpun dia tidak pernah menaruh hati kepada Robert, dengan membaca bismillah Cinta pun mengambil kunci mobil lalu pergi menuju kafe Victoria. Tanpa disadari rupanya Fadlan ada di sekitar rumah Cinta, dia melihat mobil Cinta yang telah pergi.

"Apapun keputusanmu semoga itu yang terbaik, Cinta." kata Fadlan pelan, Fadlan pun duduk di atas motornya sambil memandangi anak-anak SMA yang sedang melakukan kegiatan jalan santai bersama.

Tak beberapa lama kemudian, Fadlan melihat Tasya keluar dari halaman rumah, Fadlan hendak menghampirinya namun tiba-tiba saja datang dua laki-laki yang tak dikenal langsung mendekap Tasya secara paksa, Tasya terlihat memberontak kemudian salah satu dari mereka memukul kepala Tasya dengan keras sehingga Tasya pingsan, Fadlan yang melihat hal itu langsung berlari mencoba menyelamatkan Tasya, tetapi Tasya sudah di masukkan ke dalam mobil dan dibawa pergi.

"Tasyaaaaaa." teriak Fadlan, dia pun kembali berlari mengambil motornya dan mengejar mobil yang membawa Tasya.

Fadlan mengendarai motornya dengan sangat cepat, dia pun mengetuk-ngetuk pintu mobil penculik itu.

"Hei, keluar kalian, lepaskan Tasya!" teriak Fadlan, namun dua penculik itu malah menyenggolkan mobilnya ke motor Fadlan dengan keras, hingga hampir saja Fadlan menabrak truk di depannya tapi untungnya Fadlan langsung menghindar. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara penculik itu dengan Fadlan, salah satu penculik melemparkan kaleng-kaleng bekas ke arah Fadlan, tetapi dengan sigap Fadlan menghindari lemparan kaleng-kaleng itu. Penculik pun merasa kesal dan akhirnya menembak lengan Fadlan, Fadlan yang tak sempat menghindar akhirnya terkena tembakan itu dan diapun terlempar dari motornya. Orang-orang yang melihat Fadlan terjatuh langsung menolong Fadlan.

"Ya ampun, Nak, kamu tidak apa-apa? Lihatlah lenganmu terluka." kata seorang bapak.

"Kita ke rumah sakit saja yah." tambah yang lain.

"Nggak perlu, Pak, terimakasih tapi saya sedang ada urusan penting. Terimakasih bapak-bapak dan ibu-ibu telah menolong saya." sanggah Fadlan dengan menahan sakit di lengannya.

" Eh, tapi lihatlah lenganmu berdarah takutnya nanti kamu kehabisan darah."

"Nggak apa-apa, Pak, saya bisa menanganinya, saya permisi dulu."

Fadlan pun naik ke atas motornya dan kembali mengejar penculik itu, tetapi sayangnya dia kehilangan jejak.

"Ohh shittt, aku kehilangan jejak mereka, aku harus bagaimana sekarang?" kesal Fadlan.

Di sisi lain, terlihat Cinta baru saja sampai di kafe Victoria, dia mengatur nafasnya dan mencoba mempersiapkan diri untuk memberikan jawaban kepada Robert, Robert yang telah melihat kedatangan Cinta dari atas kafe langsung melambaikan tangannya. Cinta pun melihatnya dan perlahan menghampirinya.

"Maaf, aku datang sedikit terlambat." kata Cinta.

"It's oke no problem, silahkan duduk! Aku telah memesankan sarapan untukmu." jawab Robert, Cinta pun duduk.

"Mmm sebelum kita bicara, kita sarapan dulu yah, aku juga sudah lapar." tambah Robert

"Jadi dari tadi kamu belum sarapan?"

Robert hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu belum sarapan?"

"Aku sengaja nunggu kamu."

About Fadlan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang