/ Felixo Asheria Andromalius /
**
"Menikahlah dengan Gerald Haezum CEO perusahaan Haezum demi membangun bisnis dan mengalirkan uang untuk pengobatan daddy, nak ...."
Deg!
Apa ... ini maksudnya aku akan dimanfaatkan sebagai alat bisnis mereka ...?
Alea berjalan mundur untuk menjauh dari ibunya, napasnya langsung terengah-engah. Kepalanya menggeleng beberapa kali. "Maaf? Apa?" Alea berusaha untuk tidak memahami apa yang ibunya baru saja katakan padanya.
"Aku bahkan tidak mengenalnya, Mom."
Alea membuang wajah, lalu berjalan cepat keluar dari ruangan itu. Langkah kakinya semakin cepat hingga Alea berlari. Ia tak peduli berjalan ke arah mana, yang pasti Alea ingin yang tadi ia dengar hanyalah lelucon belaka.
Alea berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh, tetapi seperti biasanya, hal yang paling tidak bisa Alea atur adalah genangan di matanya. Tentu saja, ia kembali membuat aliran sungai di pipinya.
Felix yang menyadari bahwa Alea telah berlari keluar dari ruangan itu pun terkejut. Dahinya membentuk beberapa lipatan dengan alis yang mengernyit. Felix menghampiri ruangan penuh kemunafikan tersebut. "Lihat? Apa lagi yang kalian lakukan pada wanitaku, bajingan!" umpat Felix pada Azazel dan juga Annalyn yang masih memerankan peran palsunya.
Aku sudah menduganya yang seperti ini pasti akan terjadi.
Felix benar-benar merasa rendah saat ini, wanitanya sudah pergi cukup jauh dan dia tertinggal? Oh, tidak mungkin. Ini akan jadi sangat berantakan.
Felix memperpanjang langkahnya, hingga ia melihat juntaian rambut Alea yang sangat ia hafal. "ALEA!" panggil Felix. Namun, tentu saja Alea tidak menyahutinya. Bahkan untuk menoleh pun, Alea tidak melakukannya.
Felix berdecak dan mengumpat. "Sialan, AZAZEL SIALANN!"
Felix mengambil ponselnya di kantung celana, dan berusaha mengontak orang-orang suruhannya yang biasanya tersebar di mana saja. Saat ponselnya masih menghubungkan kedua belah pihak, mata Felix tak terputus dari pandangannya pada wanitanya.
Felix melotot saat Alea asal saja memberhentikan sebuah bus. "Apa? Kau bahkan tidak tahu kemana bus itu akan membawamu, Alea!"
"ALEA, TURUN DARI BUS ITU! ALEA! ALEA DENGAR AKU!" Felix tidak mengindahkan ponselnya yang masih berbunyi dan tutt tutt, ia langsung berlari dengan niat menghampiri bus itu walaupun sangat mustahil.
"Berengsek!! Dimana parkiran mobilnya?!" marah Felix, pasalnya ia berada di bagian utara rumah sakit sedangkan parkiran mobil hanya bisa dimasuki lewat pintu basemen bagian utara.
Ketika bus itu hampir tak terlihat, Felix berjalan mengitari rumah sakit. Menjemput mobilnya dan menjalankan sekencang yang mobilnya bisa tempuh. "Sialan, mengapa harus ada bus di saat Alea keluar, bajingan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
RomanceCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...