27-hiperbola tahu!

992 82 0
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

*

Alea menunduk dalam, sesekali meringis mendengar penuturan daur Azazel yang sangat menyakitkan gendang telinganya. Pair jantungnya tak ingin melemah, Alea sama sekali tidak menyangka ini semua benar-benar terjadi padanya.

Alea menahan bibirnya agar tidak melengkung ke bawah, begitu juga dia menahan air matanya agar tak lolos dari sudut matanya. Sudah cukup tadi pagi Alea menangis sejadi-jadinya. Kejam sekali orang yang mengirim testpack itu padanya, Alea masih belum yakin seratus persen hasilnya akurat.

Pasti testpack itu tidak menampilkan hasil yang benar. Bahkan, Alea sebenarnya hanya iseng mencoba testpack positif itu. Tangan Alea terulur, untuk memeluk kakinya yang terlipat di atas ranjang. Di sebelah ranjangnya tentu ada Azazel dengan istrinya sekaligus tengah melakukan perang dunia ketiga.

Alea membuang wajahnya ke arah samping, saat ini tentu pikirannya hanya terarah pada satu pria yang belakangan ini merepotkannya. Merepotkan perasaannya pula.

Felix, siapa lagi?

"Akh." Kepalanya pusing kembali, Alea memegangi dan sesekali menekan-nekan kepalanya yang berdenyut. Alea memejamkan matanya, lalu meluruskan kakinya lagi. Tangannya beralih memegang perutnya yang masih rata kala itu.

"Aduh," rintihnya lagi, Alea semakin erat memejamkan matanya. Semakin lama Alea tak dapat menahan air matanya, kini pipinya telah menampung aliran sungai kecil. Sungai air mata. Sampai akhirnya Azazel merasa dirinya terabaikan.

Plak!

Tamparan itu mendarat mulus di pipi Alea. Membuat tanda kemerahan di pipinya yang basah. Alea sontak membuka mata, dia menatap Azazel dengan nanar.

"Kamu benar-benar tidak kenal attitude ya?!" bentak Azazel. Dia merenggut rambut Alea dengan kasar. Posisinya sebagai tokoh publik di Filipina akan terancam jika kabar bahwa anak semata wayangnya sudah hamil di luar nikah.

Azazel kembali berteriak, "Percuma punya wajah cantik, tapi attitude nol besar! Wajah kamu itu cuma tipuan!"

Alea tak bisa membiarkan pundaknya bergetar hebat. Mengapa rasanya semakin sakit. Oh Tuhan, tolonglah satu perempuan ini, hatinya disakiti hanya dengan perkataan Azazel, begitu pun fisiknya.

"Dad, enough ...," tahan Alea. Dia memegangi lengan Azazel agar tidak menamparnya lagi.

"Jadi perempuan tidak bisa membanggakan keluarga, malah malu-maluin!"

Annalyn, Sang Ibunda hanya bisa melihat putrinya dengan tatapan tak menyangka. Tidak percaya putrinya sudah berbuat terlalu jauh sampai ke hal seperti ini. "Alea, kamu ...." Annalyn tak melanjutkan ucapannya, dia menutup mulutnya dengan tangan lalu menggeleng.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang