/ Felixo Asheria Andromalius /
**
Alea menghela berat, dia melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Matanya mengerling sebentar melihat pria angkuh itu sedang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya.
Alea memilih untuk membalik tubuhnya kembali, malas bertemu dengan pria tinggi gagah itu. Dia berkedip dengan tempo lambat, lalu mendorong rambutnya agar tergerai di belakang punggungnya.
"Ekhm, Alea!" deham Felix.
Alea membuang napasnya dengan kasar, dia memejamkan matanya sebentar dengan erat. "Apa?" balasnya dengan nada yang terdengar pasrah.
Felix tersenyum kecil, hampir tak terlihat bahwa saat itu dia tersenyum. Sangat tipis.
"Ke sini!" titah Felix. Alea menggeleng mutlak. Dia melirik dengan sudut matanya kemudian menggerakkan kakinya lagi untuk kembali ke kamarnya.
"Malas," sahut Alea sembari melangkah.
Kakinya terlihat lunglai, Alea belakangan ini terlihat tidak bersemangat menjalani hari-harinya. Tentu, setelah melihat perlakuan Felix yang sempat membuatnya syok.
Alea mendorong pintu kamarnya, bukan pintu kamarnya tepatnya. Karena Alea masih di rumah Felix, dan ini kamar yang empat hari belakangan digunakan Alea.
Saat pintunya terbuka setengah, Alea mengendus ringan. Dia melirik ke samping lagi, bau anyir. Alea memutar bola matanya ke arah lain, baunya membuat Alea pusing.
Alea berbalik lagi, pintu kamarnya belum dia tutup. Dia berjalan menuju lorong dekat dapur, mengikuti bau anyir yang menyengat hidungnya.
Alea berdeham, "Ehm!" Alea menaikkan alisnya, lalu satu tangannya refleks menutup hidungnya. Matanya memicing curiga, tangannya sudah memegang kenop pintu yang Alea rasa baunya dari sana.
Dengan hati-hati, Alea mendorong kenopnya agar terbuka. Tangannya gemetar, wajahnya terlihat ragu untuk membuka pintu itu seluruhnya.
Saat pintunya sedikit terbuka, Alea sempat mengintip, ruangannya gelap. Namun, saat Alea mendorong pintu itu kembali ....
"Alea!"
Felix berlari dan Alea kembali menutup pintu itu karena ketahuan Felix. Napas Alea berembus kencang dan jantungnya tiba-tiba langsung berdetak cepat.
Felix segera memeluk Alea dan menjauhkan Alea dari pintu horor itu. "Jangan ke ruangan itu," peringat Felix. "Lebih baik kau temani aku bekerja saja," ucap Felix lagi.
Dia menggendong Alea ala bridal, dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. Setelahnya Alea didudukan di pinggir ranjang lalu Felix berbalik dan keluar dari kamar.
Alea mengedikkan bahunya, mungkin Felix akan mengambil MacBook miliknya. Alea memutar bola matanya jengah, dan tak lama Felix kembali datang, benar! Dengan laptop di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
Любовные романыCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...