21-belum mengenalku

1.6K 96 0
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

*

Alea menelan air liurnya dengan susah payah. Beruntung hidungnya masih berfungsi untuk mengais oksigen kala itu. "Jadi?"

Felix yang ingin berlalu, kini berhenti. "Pikirkan saja kelanjutannya bagaimana. Yang perlu diingat, kini kau bukan wanita sempurna lagi, yang artinya ...." Felix tersenyum miring, sangat licik.

Alea membuang wajahnya saat dirasa dia paham apa yang Felix ucapkan. Matanya melirik ke samping, dimana ada jendela yang tirainya setengah terbuka. Memberi penerangan cukup di kamar Felix. Pikirannya berkelana, bola matanya bahkan menelusuri sampai ke sudut ruangan. "Karena aku sudah tidak sempurna ..., apakah Felix juga akan meninggalkanku?" gumamnya.

Alea menekuk kakinya, tontonan di televisi yang masih menyala itu tidak dihiraukan Alea. Walaupun volumenya keras, lebih keras dari suara Felix, tapi suara Felix tampaknya lebih menarik perhatian. "Apakah benar begitu maksud Felix?"

Alea memeluk lututnya, dia masih bersandar dan wajahnya melamun. "Tidak, karena Felix yang membuatku tidak sempurna, maka dia tidak akan meninggalkanku meski sekarang aku tidak sempurna lagi!" ucap Alea berusaha menghilangkan pikirannya.

Alea memejamkan matanya, dia mulai menurunkan kakinya ke lantai perlahan. Berjalan kecil menuju cermin full body di dekat lemari Felix. Alea berdiri di sana, sambil memandangi wajahnya lekat-lekat.

Tak lama, Alea tersenyum. Berusaha membuat wajahnya menjadi lebih indah lagi. "Cantik!" gumamnya sendiri setelah puas melihat wajahnya yang tersenyum lebar.

Selang beberapa detik, senyumnya pudar. "Tidak semua laki-laki memandang virginity, kan?" tanya Alea entah pada siapa.

Alea menggulirkan bola matanya ke arah lain, kemudian dia duduk di depan cermin itu. Duduk di lantai dengan kaki yang menekuk. Secercah ide lewati kepalanya. "Kalau memang harus memandang virginity, aku bisa membuatnya ... ah!"

Alea kembali berdiri, dia melangkah cepat tetapi langsung meringis. Alea memejamkan matanya, tangannya mengelus selangkangannya dan meringis perih. "Oke, hati-hati, hati-hati, pelan-pelan," gumam Alea. Dia mulai berjalan pelan dengan sedikit membuka selangkangannya. Jalannya seperti orang yang baru saja disunat. Langkahnya lebar-lebar.

Netra Alea menangkap Felix yang sudah rapi dengan setelan formalnya. Dengan nakal Alea naik ke sofa, kakinya pun dia bawa naik ke atas sofa. Duduknya seperti laki-laki yang sedang makan di warteg. Alea melirik Felix dengan tatapan mata manjanya.

"Kau akan meninggalkanku?" tanya Alea mulai memastikan.

Felix menoleh sambil membenarkan dasinya. "Kukira kau sudah paham!" cibirnya dengan sedikit emosi.

Alis Alea terpaut. "Aku paham! Tapi aku belum cukup yakin dengan kepahamanku."

Felix membuang napas kasar, dia melepas dasinya sekali lagi. "Tentu saja. Aku akan kembali mencari yang sempurna," ungkap Felix tanpa dosa.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang