59-pakai handukmu!

479 24 0
                                    

Embusan angin sepahi menerpa untaian rambut Alea yang bagai aksara nirmala. Begitu cantik meski beberapa helai rambutnya tertutupi wajah. Kecantikan Alea tampak terus bertambah setiap harinya. Sial, Felix mengapa bisa seberuntung ini hingga menikahi Alea si spek bidadari.

Garis bibirnya tanpa sadar terlukis jelas, tangan yang ia gunakan untuk menopang dagunya kini mulai bergerak. Jari-jari halus itu membelai pipinya sendiri. Membayangkan bahwa itu adalah jari Alea yang mengelusinya.

Air jernih dominan biru, dengan beberapa titik bunga kamboja. Tunggu, bunga kamboja? Bukankah itu seram dan lebih mengarah ke hal-hal mistis seperti kuburan?

Tidak, tidak jika kalian ada di Bali. Bunga kamboja kuning, merah muda dan marigold, seperti permadani dalam bathub yang tengah mereka gunakan. Tanpa balutan pakaian apa pun, tanpa sehelai benang apa pun, hanya ada tubuh indah molek yang bagai anindya. Ya, Alea semakin sempurna di hadapan Felix. Apalagi setelah ia menikmati tubuh Alea kembali, semalam.

Ya, baru semalam yang lalu. Felix kembali merasakan kenikmatan yang entah sudah berapa lama ia tak cicipi.

Pinggang yang kecil dan pinggul yang lebar, perpaduan yang sangat pas di mata Felix dalam bentukan tubuh Alea. Oh, Felix bisa gila jika terus terusan menatap Alea seperti ini.

"Alea ... aa, um ... kau-ah." Aneh, ini bukan Felix. Dimana Felix dengan kepercayaan dirinya yang di atas rata-rata? Felix kali ini gugup? Oh, sepertinya harus didokumentasikan! Ini kejadian langka.

Alea menukikkan satu alisnya ke atas, serta tangannya bermain busa yang kini sudah hampir menutupi seluruh permukaan bathtub. Busa-busanya ia bawa menuju dadanya untuk menutupi payudaranya sendiri.

Felix mendelik, lalu bergeming. "Um, tidak perlu ditutupi, bukan-ah, maksudku ... jangan ditutupi, Alea." Felix sok membuang wajahnya ke arah lain, padahal dia tau bahwa sangat tidak mungkin untuk memalingkan wajahnya dari bidadari nirmala di depannya itu.

Alea terkeleh geli, lalu menggeleng. Namun, ia tetap melakukan yang Felix suruh. Membilas semua busa sabun-sabunnya hingga terlihatlah payudara Alea yang satu per tiganya ada di bawah air.

Sungguh, saat ini Felix ingin membolakan matanya, tetapi Felix malah terlihat malu.

Cup.

Kini, Felix benar-benar membolakan matanya.

Alea mendekatkan dirinya dan mengecup bibirnya. Cukup singkat, bahkan terlalu pendek untuk dinikmati Felix. Tidak, Felix belum puas, dia masih ingin lagi dan lagi. Felix benar-benar terjatuh dalam asmaralokanya dengan Alea.

Tangannya menahan kepala Alea untuk menjauh, lalu Felix menggeleng. Seperti anak kecil yang tidak ingin ditinggali ibunya. Sekali lagi Alea terkekeh. Ia paham dan langsung melanjutkan kecupannya dengan durasi cukup lama.

"Akh," ringis Alea. Tangannya membentur bathub saat ingin mencakar punggung Felix, tetapi Felix malah memundurkan punggungnya hingga Alea tersentak dengan bathub. Tangan Felix kini mengarahkan tangan Alea yang terbentur untuk mengusapi beberapa kotak yang tertempel di perutnya.

Alea hanya menurut, mengelusi setiap rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitaran perut Felix. Tanpa sadar kecupannya berlanjut di leher jenjang Alea, sudah banyak sekali tanda kepemilikkan yang Felix torehkan di badan Alea, tetapi belum cukup.

Tanpa sadar pula tangan Alea menelusur ke bawah.

Kemudian Felix meresponsnya.

"Alea, kejantananku sudah tegang sedari tadi tetapi kutahan setengah mati, sekarang hanya dengan sedikit sentuhanmu, aku tidak bisa menahannya Alea."

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang