11-mengambil kegadisan?

3.1K 120 0
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

**

Alea mengangkat teflonnya, lalu membawanya ke meja makan. Dia menuangkan mie carbonaranya pada piring flat yang cukup lebar. Senyum kecil pun terbit melihat Kenneth yang menarik piringnya agar lebih mendekat padanya.

Dia kembali menuangkan sisanya pada piring miliknya, lalu menyimpan teflonnya di wastafel. Kakinya kemudian bergerak lagi untuk duduk di meja yang berhadapan dengan Kenneth.

"Merasa lebih baik?" tanya Alea. Dia mengambil dua buah sendok dan dua buah garpu. Menaruhnya di piring Kenneth juga di piringnya.

Alea memiringkan kepala. "Maaf," ujarnya lagi. Alea menunduk, entah mengapa semua rasa bersalahnya seakan ditampung oleh Alea.

Tangan kanan Kenneth mulai bergerak, mengambil sendok dan mulai memainkan sendoknya dengan mienya. Tatapan Kenneth datar, mungkin rasa sakit ditambah perih itu belum hilang total.

"Aku tahu Felix salah, tapi rasanya mustahil jika dia mengucapkan kata 'maaf' padamu. Untuk itu aku mewakili Felix lewat maafku," jelas Alea.

Tangan Alea maju, memegang tangan Kenneth yang menggenggam sendok. Lalu tangan Alea menggerakan tangan Kenneth untuk menyendok sesuap mienya, kemudian menyuapkannya pada mulut Kenneth.

"Dimakan, kalau mau cepat pulih." Alea membuang napasnya dengan cepat, dia kembali menyendok mienya dan menyuapkannya pada Kenneth.

"Bagian mana yang masih sakit?"

Kenneth menggeleng kecil, lukanya di leher membuat dirinya kesulitan mengangguk dan menggeleng. Namun, lidah Kenneth rasanya masih kelu untuk bicara.

"Kamu di sini saja dulu, biar aku tanggung jawab rawat kamu," pinta Alea. Dia mengusap punggung tangan Kenneth dengan gerakan lamban. "Ya?" tanyanya lagi.

"Enggak," tolak Kenneth.

Alea memutar bola matanya, lalu tangannya kini dia tarik lagi. Namun, saat tangan Alea ingin menggapai sendok, tangannya diraih Kenneth lagi.

Alea mengerutkan dahinya.

Kenneth yang saat itu paham kini membuka suara lagi. "Usap lagi."

Alea menahan senyumnya. "Usap saja sendiri, aku mau makan!" elaknya.

Kenneth mencebikkan bibirnya dengan kesal. "Aku juga mau makan." Kaki Kenneth tanpa sadar menendang udara.

Alea terkekeh kecil. Kemudian berdiri dan melangkah memutari meja makan. Dia duduk di samping Kenneth sambil memegang piring dan sendok milik Kenneth.

"Sekalian, ya?" Alea menyendok lagi, lalu mengarahkan pada mulut Kenneth. Seketika Kenneth sempat membeku, tapi setelahnya dia hanya pasrah menerima perlakuan manis dari Alea yang di luar dugaannya.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang