/ Allice Alea Kimberlly /
*
Felix berdeham serak, matanya melirik sinis tak suka pada Alea yang tengah berada di depan kulkas sambil menekuk lututnya ke lantai dan tubuhnya menjulang ke atas. Ia memperhatikan freezer kulkasnya dengan seksama sehingga Felix merasa terabaikan.
"Jangan Alea," peringat Felix. Ia memijat pelipisnya sendiri melihat kelakuan kekanak-kanakan Alea.
Krutuk krutuk!
Menurut kalian apa? Jika ada yang menebak bahwa Alea sedang memakan dan menggigiti es batu kalian benar. Ia mengambil sekotak box es batu dari freezer lalu menekannya dengan arah berlawanan sehingga es batunya pecah jadi beberapa bagian.
Alea mengambil salah satu bagiannya dan memasukkan ke mulut dengan tangannya sendiri, sontak itu sukses membuat Felix menggelengkan kepalanya.
"Gigimu bisa sakit nanti, Alea," peringat Felix lagi, ia belum lelah untuk memberikan teguran untuk Alea walaupun gadis itu terus menghiraukannya.
Alea hanya mengedikkan bahunya, dan semakin lahap menggigiti es batunya sendiri. Suara krutuk krutuk krutuk semakin terdengar jelas sejalan es batunya pecah di dalam mulut Alea.
"Saat kaubangun tidur nanti, gigimu bisa otek, percayalah padaku."
Alea menoleh dengan cepat, alisnya bertaut jelas. Menurun ke bawah membuat lekukan kulit di dahinya. "Ayolah Felix jangan menakutiku begitu!" rengek Alea. Ia mulai memasukkan box es batunya kembali ke freezer.
"Aku bicara fakta, menggigiti es batu sangat tak baik untuk kesehatan gigimu, tapi ...."
Alea antusias, bukan antusias yang semangat. Namun, antusias yang sedikit takut. "Tapi apa Felix?"
"Tapi jika kau menggigitiku itu sama sekali tak bahaya bagi kesehatanmu," jahil Felix.
Alea menahan senyumnya dengan kuat. Ia segera berdiri tegak dan menghampiri Felix untuk menerjangnya. Alea memukuli dada Felix yang saat ini tengah bersandar sambil meluruskan kakinya di ranjang.
Alea menindih Felix dengan menduduki perut Felix. Felix hanya terkekeh geli melihat tingkah Alea yang kini benar-benar jadi menggemaskan.
"Gigit aku sini kalau berani!" tantang Felix dengan sisa-sisa kekehannya. Alea menjewer telinga Felix cukup keras membuat Felix memegangi tangan Alea agar tidak menjewer terlalu kencang.
"Aku takkan sudi jika telingaku putus karena kaujewer Alea, aku hanya akan ikhlas jika telingaku putus karena kaugigit!"
"Aw, Alea—jangan dicubit!" pekik Felix lagi. Bukan, benar-benar merasa sakit. Ayolah mereka hanya sedang bercanda kecil.
"Kuminta digigit bukan dicubit! Ahw, boleh juga dijilat jika kau mau!"
"HEYY MESUM PIKIRANMU, OTAKMU! KOTOR, HIHHH!" omel Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
RomanceCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...