14-Felix yang menyeramkan

1.9K 154 3
                                    

Warn : ada kekerasan yang kerasnya melebihi kepala kalian.

Warn : ada kekerasan yang kerasnya melebihi kepala kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Allice Alea Kimberlly /

**

Felix menekan saklar lampu, ruangan itu remang-remang penerangannya. Manik aksanya menghunus pada wanita yang tersungkur lemah di sudut ruangan itu.

Seringainya kembali terbit, kemudian Felix melangkah kecil, perlahan ... hingga akhirnya dia berdiri di depan wanita tak berdaya itu.

"Felix ... kau gilaahh," pungkas wanita itu.

Felix memiringkan kepalanya, lalu mengedipkan sebelah mata. "Kau benar," sahut Felix. Dia mulai menekuk kakinya dan dengan kasar Felix menarik rambut wanita tersebut.

Felix melebarkan senyumnya, matanya penuh binar. "Kau yang memulai permainannya, Sherly sayang ...." Felix menarik rambut Sherly lagi, hingga kepala belakang Sherly membentur dinding dengan kuat.

Tatapan Felix berubah datar. "Kira-kira, sudah sampai mana jarum kecil itu di dalam tubuhmu?" tanya Felix, sepertinya pada dirinya sendiri. Dia sedikit menerka-nerka dengan menunjuk leher Sherly. "Apakah masih di sini?"

Lalu menunjuk tulang selangka Sherly. "Atau sampai sini?"

Kemudian beralih ke dada Sherly. "Di sini mungkin?"

Dan berakhir di perut Sherly. "Atau ... jarum itu sudah tercerna sampai sini?"

Sherly balas melihat Felix, dia menggeram kesal. "Kau selalu gila karena wanita, Felix!" terkam Sherly.

Felix terkekeh sumbang, tawanya lebih terdengar seperti tokoh antagonis yang sedang meraih kemenangan. "Tidak, aku memang seorang pria dengan penyakit kejiwaan, kau tau itu."

Felix menampar wajah Sherly dengan kasar, hingga pipi Sherly memerah. "ARGHHSSSS!!!" ringis Sherly kuat, "FELIX! AMPUN!"

"Kau tahu, mengganggu privasiku balasannya sangat fatal," omel Felix. Felix memegang leher Sherly, sedikit mencekiknya.

"Dimana otakmu?" interogasi Felix, dia menaikkan satu alisnya menunggu jawaban dari Sherly. Namun, sepertinya Sherly tidak akan menjawab karena dia merasa tercekik.

Perlahan, tangan Felix merogoh kantung jaketnya, mengambil benda berat yang biasanya dipakai kuli bangunan. Palu.

"APAKAH OTAKMU DI SINI?!" teriak Felix sambil menghantam kepala Sherly dengan palu.

Tak!

"AAARRRGGHHSSSS!!" kelakar Sherly. Dia menggelepar ketika pelipisnya merasakan palu yang mendarat di sana dengan kuat. Tempurung otaknya di bagian pelipis terlihat patah dan mengucurlah darah segar yang merah pekat.

Felix kembali mengayunkan palunya pada lutut Sherly dengan gertakan cepat. "ATAU DI SINI?!" teriaknya.

"ARGH! FEL—"

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang