16-tukar posisi

1.6K 120 0
                                    

/ Alline Arfelia /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Alline Arfelia /

**

Alea menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Akibat kelicikan dan beberapa taktik dari otaknya yang sedang encer kala itu, Alea berhasil mengelabui beberapa penjaga rumah Felix.

Sudah seperti tahanan!

Bagaimana bisa Alea diinterogasi saat dirinya ingin keluar dari rumah Felix, dan juga dicegat oleh beberapa pria berbadan kekar. Dikira Alea ini apa? Narapidana yang baru saja kabur?

Dia mendengar sinis, hanya sekadar berjalan keliling komplek rumah Felix memangnya tidak boleh? Sudah lama hidungnya tak menyapa bau daun(?) Tunggu, bau daun?-mengapa harus bau daun?

Hm, rasanya seperti kau bernapas di tengah-tengah hutan yang rindang. Dimana banyak pohon-pohon yang segar dan menyejukkan pernapasanmu. Lalu, memanjakan hidungmu.

Ya, tapi akui saja, beberapa daun memilikinya karakteristik bau yang mampu Alea kenali.

Hei, mengapa jadi membicarakan daun?

Alea bahkan sampai menggelengkan kepalanya karena otaknya kini belum dia refresh. Tujuannya taman komplek mungkin, ya di sana pasti agak ramai di jam-jam sore seperti ini.

Yang Alea bayangkan, pasti ada beberapa baby sister atau orangtua-pasangan keluarga harmonis yang membawa anaknya jalan-jalan keluar rumah. Sambil mendorong kereta bayi dan membawa semangkuk bubur bayi untuk anak mereka.

Uh, kapan Alea bisa merasakan itu?-yang tentunya bukan bersama suami macam Felix.

Alea memegang pagar pendek yang menyekat taman itu dengan jalanan komplek, hanya iseng tidak bermaksud apa-apa. Seperti halnya seorang anak kecil yang terus menyentuh tembok ketika berjalan, seperti itu juga Alea sekarang.

Namun, tiba-tiba tangannya merasakan kulit manusia. Masih hidup, tentunya.

Alea menoleh, sontak mengerutkan keningnya dan menarik alisnya ke atas. "Siapa?" tanya Alea, karena pandangannya kini menangkap wanita tinggi dengan tubuh sedikit berisi- bukan, bukan gendut melainkan body goals. Bahkan, di beberapa bagian-payudara dan bokong, wanita itu tampak lebih besar dari Alea.

Wanita itu terkekeh kecil, walaupun terlihat lebih tua dari Alea, tapi tetap terlihat menggemaskan. "Ayo kita kenalan!" ajak wanita itu. Dengan cepat tangannya menggenggam lengan Alea lebih erat lagi.

Menarik lengan Alea sampai memasuki area taman dan duduk di salah satu bangku taman yang memiliki satu meja kecil dengan model kayu jati.

Wanita itu mulai melepaskan tangannya saat mereka berdua sudah duduk di sana.

Wanita itu terkekeh kecil, sampai memperlihatkan deretan gigi putihnya. Sedangkan Alea masih menyapu pandangannya ke seluruh penjuru taman.

"Allice?!" gumam wanita itu.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang