_Felixo Asheria Andromalius_
**
Alea menutup manik matanya erat, ia merasakan bahwa udara menyapa kulit bagian perut dan pinggang belakangnya. Bajunya terangkat angin, Alea benar-benar diluncurkan dari ketinggian oleh Felix.
Ia merasa bahwa waktu seakan berhenti, ... atau melambat? Yang pasti, ia merasa sangat lama untuk mencapai dasar. Hingga, kepalanya pening. Alea hanya bisa melihat sinar matahari yang begitu terang memenuhi aksa. Silau, Alea tidak dapat menahan matanya untuk terpejam.
Sekali lagi ia merasa bahwa tubuhnya melayang dengan lamban. Alea membiarkan raganya akan terjatuh bagaimana, Alea tidak peduli lagi dengan dirinya jika tubuhnya harus terpatah-patah saat mendarat. Tidak, Alea sudah benar-benar pasrah.
Ia menyerahkan seluruhnya kepada semesta. Atas nama Felix, Alea mengakhiri semuanya.
**
Felix memandang ke bawah dengan datar. Tak terlihat ekspresi apapun di wajahnya. Felix tidak berperasaan,
Atau ... Felix pintar menyembunyikan ekspresinya?
Sepertinya opsi pertama lebih cocok untuk Felix. Ya, manusia semacam Felix memang tidak berperasaan. Tunggu, apakah benar Felix manusia?
Ia bahkan bisa menandingi iblis sekalipun, jika ia mau.
Tapi sayangnya, opsi kedua yang sebenarnya terjadi. Felix menyembunyikan perasaannya pada Alea dengan rapi. Tidak mungkin, tidak mungkin Felix tidak memiliki perasaan apapun pada Alea. Walaupun setiap perkataannya mengandung kebohongan, tapi itu semua terselimuti dengan apik.
"Mau lanjutkan?" kata si jalang.
Seringai di wajah Felix kini tercipta. Ia berjalan dengan sedikit tergesa menuju jalangnya. Namun, ia mendekati bukan untuk melanjutkan bercintanya, melainkan mendaratkan sebuah tamparan.
Plak!
"Kau pikir tubuhmu senikmat itu sehingga aku ingin melanjutkan lagi denganmu?" Felix berdecih, setelah mengatakan itu, Felix mengambil pakaian milik jalangnya dan ia lempar ke sembarang arah.
Obsidian Felix mengerling ke samping, bergerak dengan tajam seakan mata itu bisa menerjang jalangnya. "Bersihkan semua tanpa ada yang tersisa."
Felix pun menutup pintu kamar dengan keras, ia kembali memungut pakaian sendiri juga dan menggulungnya dengan asal. Mengambil baju yang baru dan memakainya.
Kakinya melangkah untuk memakai parfum, menyisir rambut dan mengambil topi. Ia juga mengganti pakaiannya menjadi lebih santai, bukan jas.
Kemudian ia keluar kamar, syukurlah jalang itu telah pergi, dan uang yang sengaja ia tinggalkan di meja sudah dibawanya. Felix menghela berat. "Alea, Alea ... gadis itu sangat merepotkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
RomanceCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...