/ Allice Alea Kimberlly /
*
Tapi aku mau menggugurkannya.
Gila.
Tidak waras sekali.
Otaknya tidak berfungsi.
Ribuan belati menghampiri Felix, setan-setan sekitarnya mulai membisikan beberapa sumpah serapah ke telinga Felix. Ia mengepalkan tangannya kuat, kemudian berdiri dan menendang gelas yang digunakan untuk minum jus tadi. Alea sempat tersentak kaget, tangannya refleks menangkap gelasnya walaupun sudah kosong tak berisi apa pun. "Felix! Gelasnya bisa pecah!" marah Alea.
Felix berdecih meremehkan, dia menjatuhkan dirinya di kasur empuk hotelnya. Menatap sinis Alea yang kini mulai repot membersihkan piring dan gelasnya. "Awas jika kau berani melakukannya!" sentak Felix, nada suaranya dia sisipkan dengan ketus.
Alea yang tengah membawa gelas dan piring ke wastafel kini berhenti secara tiba-tiba. Matanya mengerling pada Felix. "Sudah keputusanku," jawab Alea. Tak lama setelahnya, telinga Alea mendengar geraman serak, siapa lagi? Itu Felix. Alea menghela berat dan melanjutkan kembali jalannya.
"Jangan keras kepala," desis Felix, "aku ingin bertanggung jawab, tapi kau malah memilih untuk menggugurkannya." Felix menghunus Alea, menghantam serangan mautnya pada Alea hanya dengan tatapan matanya.
Alea bersidekap dada sejanak, seraya mengubur rasa ingin mengamuknya dalam-dalam. Mengeluh jengah dalam benaknya, bagai fana di tengah semu, Alea menjadi tidak tahu harus merespons apa sekarang.
Felix menukik tajam. Mengedarkan aura tajam yang mencekat Alea, kepala miring dan bersandar di bantal yang sudah dia tegakkan ke kepala ranjang, memberikan seringai kecil yang cukup memuakkan. "Jangan lakukan, Alea."
Alea mencebik sebal, bokongnya dia tempelkan pada meja kitchen set. Memandang permohonan pada Felix. "Kau pun jangan egois." Perlahan, Alea mendekatkan dirinya pada Felix, sungguh Felix bisa mengeluarkan sisi liarnya kapan saja. Maka dari itu, Alea memilih meredam amarahnya sedari tadi. Perang dingin lebih baik daripada harus berperang fisik, Alea tak mau itu.
Felix menepuk kasur di sebelahnya, menyuruh Alea untuk lebih mendekatkan duduknya pada dirinya. Dengan ragu, Alea menuruti Felix. Pria tampan itu ikut duduk, merengkuh bahu Alea di dekapannya dengan lembut.
Pasrah, Alea kini bersandar di dada Felix. Lagi, yang membuat Alea menahan napas adalah saat Felix mengedarkan sentuhan halusnya di perut Alea. Tangan besar yang kekar itu bermain di perut Alea, memberikan semilir gelenyar aneh yang menyengat tubuhnya. "Felix, ...." Alea memejamkan matanya, dan Felix malah menaruh dagunya di pundak Alea.
Pria pesanding nama Felixo Asheria Andromalius itu berdeham. "Yang berada di dalam perutmu pasti sangat menyukai ini," gumam Felix.
"Arh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
RomanceCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...