/ Felixo Asheria Andromalius /
*
Felix menggenggam tangan Alea yang memegang pisau dapur. Alea tersentak, matanya membola tak mengerti apa yang akan Felix lakukan. Tangan Alea digerakkan Felix ke arah tangan Felix yang lain. Begini, Felix melukai dirinya sendiri!
Benar-benar di luar nalar.
Alea melotot, sekuat tenaga dia menahan tangannya agar bisa melawan pergerakan tenaga Felix, tapi nyatanya tidak bisa. Felix menyayat tangan kirinya. Namun, seolah Alea yang menyayatnya, karena Felix menggunakan tangan Alea untuk menyayat dirinya sendiri.
Dia hanya menggerakan tangan Alea. "Felix, sadarlah!" pekik Alea. Dia menengok ke belakang, tapi Felix malah memberikan raut wajah tenang. Tanpa ringisan seakan Felix mati rasa. Padahal, darah segar mulai mengucur, pisau yang dipegang Alea mulai penuh cairan kental itu.
"Kau, apa yang kaulakukan?!" teriak Alea. "Akh, jangan Felix!" sertak Alea. Dia menyiku perut Felix dengan mudah. Posisi Felix masih di belakang Alea dan tangan Felix masih menggerakan tangan Alea untuk melukai tangan kiri Felix.
Alea merintih, entah mewakili rintihan Felix atau apa, yang jelas Alea baik-baik saja dan Felix yang terluka di bagian lengannya. Namun, kenapa Alea yang meringis. "Sudah, Felix!" Alea menoleh kembali, Felix hanya melirik sekilas lalu matanya terfokus kembali dengan tangannya yang sudah berlumuran darah.
Bau, bau anyir.
Dengan nafsu, Felix mengupas lapisan epidermis kulitnya, tak sedikitpun rasa sakit menjalar, benar-benar bukan manusia! Alea tak kuat, ia memilih memejamkan matanya sendiri dan menyerahkan jari-jarinya bergerak memainkan pisau di lengan Felix.
"Ahk," sentak Felix saat darahnya muncrat keluar deras. Dia mulai menutup lengannya dengan kain kecil. Namun, tak bisa dipungkiri darahnya tetap mengalir deras. Alea yang sudah lepas dari pelukan Felix hanya menjauh perlahan, melangkah kecil dan melihat Felix dengan nanar. "Kau benar-benar gila!"
Alea menutup mulutnya dengan kedua tangan, air matanya keluar, entah mengapa dia merasakan rasa sakit di tangan Felix. Dan dengan tenangnya, Felix menutup lengannya, wajahnya datar, tapi Alea yakin pasti jauh di lubuk hati Felix, pria itu menjerit kesakitan.
"Ikut aku!" titah Felix.
Alea mengangguk kecil, dia masih menutup mulutnya dengan tangan. Syok, benar-benar tidak menyangka! Apa maksudnya ini? Untuk apa Felix melakukan itu dengan tiba-tiba?!
Alea mulai membuntuti Felix, menuju toilet. Dengan gemetar dan rasa takut yang mengalir deras di setiap nadi Alea, gadis itu sedikit maju, mendekat pada Felix.
"Obati tanganku."
Alea menengadah cepat, apa barusan?! Dia melukai dirinya sendiri tanpa sebab? Lalu sekarang minta untuk diobati. "Kau, buat apa lukai dirimu sendiri dan sekarang ingin diobati?!" heran Alea, suaranya bergetar seperti biasa saat Alea takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
RomanceCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...