45-pergi pria jelek

601 52 27
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

**

Felix mendesis sebal, telinganya yang mendengar jawaban Alea ikut tertantang. Namun, rasanya Felix malah jijik mendekati Alea saat keadaannya seperti itu. Gadis nakal, mengapa bisa dia meminum minuman haram itu?!

Felix berdecak kembali, dia mulai menghampiri Alea dan membawanya ke kamar mandi. Jika kalian kira Felix akan melakukan hal 'itu' karena Alea tengah mabuk, kalian salah besar.

Felix tak akan lakukan itu. Meniduri wanita yang tengah dalam keadaan mabuk sangat bukan pria bagi Felix. Rendahan, Felix hanya meniduri wanita yang benar-benar dalam kondisi sadar.

Harga dirinya akan melesat jatuh jika ada seorang Felix berani menyakiti gadis apalagi dengan kondisi mabuk. Felix ingin sekali menutup telinganya karena tak tahan mendengar ocehan Alea yang bagai burung beo.

"Ssttt, diamlah Alea!" titah Felix, walaupun ia tahu Alea takkan mendengarkannya. Felix memaksa Alea untuk duduk di bawah shower dan lanjut menyalakannya.

"Hihihi, dia bilang dia jahat ..., kau ini hihihi!"

Felix mengerutkan keningnya, lalu menggeleng prihatin. Kakinya segera melangkah keluar dan menutup pintu agar Alea tetap berada di area shower.

Ah, gadisnya benar-benar kacau. Menyebalkan. Tertawaan Alea semakin kencang, bahkan dia seperti tengah bercerita soal seseorang. Felix pusing sendiri. Tunggu, bukankah Alea sedang mengandung bukan?

Oh, damn it!

Felix kembali masuk ke sana, tak mempedulikan dirinya akan ikut basah akibat shower yang masih menyala kencang. "Muntahkan, Alea!" pinta Felix—walau terdengar weird.

"Um, aku menyukai itu hihi!"

Felix memejamkan matanya dengan erat beberapa saat, mengurus Alea melelahkan. Akhirnya, tangannya merogoh kantung jeans dan mengambil kain kecil untuk menyumpal mulut Alea. "Sorry, sweetie," gumam Felix.

Tangan Felix menarik shower tangan dan memandikan Alea dengan cukup terburu-buru. Sesekali ia menepuk-nepuk Alea hingga gadis itu terbatuk dan tersedak air liurnya sendiri.

Masih berharap bahwa minuman laknat itu bisa dimuntahkan Alea sebelum menyentuh janinnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Felix merebahkan tubuh Alea di kasur. Menyelimutinya tanpa memakaikannya pakaian.

"Sudah kubilang dari awal jangan banyak tingkah," sebal Felix. Ia mendengus sinis dan berbalik badan. Mengecilkan suhu ruangan agar Alea tak kedinginan.

Setelah keluar dari kamar, Felix membuka layar ponselnya dan menghubungi seseorang, saat panggilannya terhubung mulai terdengar nada tegas Felix yang rasanya tak pantas untuk dibantah.

Beberapa saat setelah perintahnya selesai, Felix menutup panggilan tersebut dan berlalu dari kamar. Meninggalkan gadis yang tengah kedinginan di bawah selimut, mendekap dirinya sendiri sembari tertawa kecil.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang