13-terungkap jati diri Felix

2K 209 6
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

*

Felix melirik ke samping, wanita sok suci itu sudah masuk ke perangkapnya. Dia menyeringai senang, lalu tertawa kecil seolah menertawakan Sherly yang dengan mudah masuk ke rencana awalnya.

Sherly akan menjadi korban selanjutnya.

Benar, Felix sama sekali tidak memandang ikatan persaudaraan, teman, atau bahkan keluarga dekatnya sekalipun. Tidak, keberanian Felix untuk mencelakai orang lebih besar dari semua itu. Kenekatan Felix lebih besar daripada rasa ibanya.

Felix berjalan menuju suatu ruangan gelap yang terlihat kumuh. Oh, shit, bagaimana bisa rumah megah Felix memiliki ruangan tak layak huni seperti ini. Kordennya yang sudah sobek, lantai yang kotor, dan semua furniturnya berdebu.

Tangannya menggapai sebuah jarum kecil yang sudah karatan, dia juga mengambil sebuah benda lunak yang berlumuran darah. Seperti ginjal (?), ginjal manusia.

Oh tidak, perlahan-lahan jati diri Felix terungkap ....

Felix menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya dia melangkah keluar dari ruangan itu. Felix berjalan kecil, kedua tangannya bersembunyi di belakang tubuhnya.

Felix mengangguk beberapa kali, lalu tersenyum lebar. Semua yang mengganggu kesenanganku harus mati.

Batin Felix melontar, jelas seperti ucapan iblis. Dia memperhatikan Sherly dengan lamat-lamat, wanita itu tengah duduk di karpet bulu dengan kedua kakinya yang terlipat. Televisinya menyala yang artinya Sherly saat itu sedang menonton.

Langkahnya yang sama sekali tidak terdengar, membuat Sherly tak menyadari bahwa ada satu iblis di belakangnya yang siap menerkamnya.

Sialan Felix.

Namun, inilah jati dirinya.

Jati dirinya yang selama ini berusaha dia tutupi.

Ditutupi, agar tidak ada lagi orang yang takut padanya.

"You will die ...."

"I'm behind you, will soon take your life ...."

Jelas, seperti bisikan hantu. Bulu kuduk Sherly meremang, pikirannya sudah tertuju pada satu orang pria bajingan yang belum lama tadi bercakap dengannya.

Felix, tapi bukankah Felix sudah tidur? Sherly masih berusaha berpikir positif di saat detik-detik napasnya akan berakhir.

"Bukan ... bukan Felix, sudah pasti bukan." Sherly bergumam sendirian, sambil memejamkan matanya.

Dia berusaha menormalkan dadanya yang berdetak cepat, napasnya yang berembus tergesa-gesa, dan pikirannya yang tiba-tiba berkelana. Kepalanya sedikit pening mencium bau anyir, sangat amis, apakah darah ...?

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang