"Boy, kamu mau bekal apa hari ini?"
Mendengar pertanyaan itu,Si tampan Enzo menatap Selena sekilas lalu menatap ke langit-langit mobil seolah tengah berfikir keras.
" Enzo mau pancake dan susu coklat hangat, Hmm dan juga beberapa biskuit"
Evans menatap putranya dari balik kaca mobil, "Baiklah, kita mampir ke cafe dulu kalau begitu. Kita antar kan Enzo terlebih dahulu lalu aku akan mengantarmu bekerja,"
Selena mendengus,"Itu berarti aku benar-benar akan terlambat, huh. Kenapa aku tidak memiliki kendaraan pribadi," gerutu Selena.
"Akibat saat kamu menumpang, aku sudah mengatakannya tadi padamu"
"Kita beli pancake disini saja, Ayo"
Enzo menatap keluar jendela, keadaan sudah sangat ramai. Membuatnya malas untuk ikut keluar bersama Evans.
Enzo menggeleng,"Papi sama Aunty Selena saja, Enzo mau disini. Di luar sangat ramai," jelasnya sembari menyodorkan tas yang berisi tempat bekal dan juga botol minum kosong.
"Jangan kemana-mana, tetap berada di mobil"
Hampir sepuluh menit berlalu, Enzo masih tetap diam di dalam mobil. Dia menghitung orang-orang yang lewat dari mobil dan juga mengamati orang-orang.
"Sudah seratus dua puluh enam orang, tapi papi masih belum keluar juga. Kenapa lama sekali,"
Pria kecil itu menghela nafas, kemudian menatap ke pintu cafe berharap papinya dan Selena segera keluar dari tempat itu.
Kening Enzo menyergit,"Apakah itu Aunty dokter? Apa dia sakit?"
Enzo melompat dari kursi, mulai mencari buka pembuka pintu mobil. Dan tepat saat pintu mobilnya terbuka, Zwetta terlihat berjalan mendekat ke arah dirinya.
"Aunty sakit?"
Wajah Zwetta terlihat panik, keringat muncul dengan wajah memerah. Dia seperti sedang menahan rasa takut. Saat mendengar suara Enzo, Nafas Zwetta terdengar tercekat dan menepuk jidatnya.
"Kenapa kamu ada disini tampan?" tanya Zwetta sembari menghela nafas panjang.
"Sedang mengisi bekal untuk sekolah, kami menginap di rumah Oma Opa, jadi tidak banyak persediaan makanan. Karena makanannya kebanyakan untuk orang lanjut usia"
"Tapi kenapa harus disini, "
"Emangnya kenapa Aunty? Apakah makanannya tidak higienis?"
Zwetta menggeleng,"Bukan begitu, Huh sudahlah. Kamu akan ke sekolah kan? Sudah yakin sehat? Influenza Enzo bagaimana?"
Segera Enzo tersenyum, "Jangan khawatir Aunty dokter. Enzo sudah seratus persen sembuh,"
"Bagus sekali, maafkan Aunty semalam tidak sempat melihat Enzo pulang. Sedikit tidak sopan, sorry yah"
"Nggak apa-apa Aunty, Enz--"
"Enzo, ayo masuk"
"Papi ada Aunty dokter disi-- astaga kemana Aunty dokter pergi. Baru saja dia meminta maaf disini"
Evans menghela nafas,"Jangan memberi alasan tidak masuk akal, sama sekali tidak ada orang disana tadi selain kamu. Papi sudah mengingatkanmu untuk tidak keluar. Tapi kamu malah berontak, seharusnya kamu tau di luar dengan keramaian seperti tadi itu sama sekali nggak cocok untuk anak kecil tanpa pengawasan orang tua, Enzo"
Mata Enzo masih mencari keberadaan Zwetta namun menyadari Zwetta sudah menghilang membuatnya menghela nafas lalu menunduk sebagai perasaan bersalah.
"Maafkan Enzo Papi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate From Daddy (Completed)
Romance𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝟐𝟏+ 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝𝐚! PRIVATE DI BEBERAPA PART, FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Peringkat teratas : ~Rank #2 IN LOVE - 16 AGUSTUS 2022 ~Rank #3 IN ROMAN -14 AGUSTU...