E N A M

7.1K 233 2
                                    

CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)

.
.
.

Entah kenapa makanan yang dimakan Zwetta kali ini seperti mati rasa. Gugup membuatnya kehilangan indra perasa. Walau sudah ditinggal selama satu setengah jam, tapi penampakan makanan itu tampak lezat, namun setelah memasuki mulutnya seperti hambar.

Mata Evans tak sekalipun beralih dari wajah Zwetta. Dia benar-benar menyaksikan calon istrinya itu makan. Belum seperempat makanan itu habis sudah ada dua kali Zwetta terdesak. Keadaan yang biasa aja di mata Evans, berbanding terbalik dengan yang di rasakan Zwetta.

"Sudah. Ini sudah lebih dari cukup, aku tak tahan lagi! " ucapnya spontan dan membungkusnya kembali dengan rapi.

Tangan Evans teralih, menahan pergerakan Zwetta. Mengambil alih makanan itu, "Kamu bahkan Belum memakan setengahnya Zwetta. Isi perutmu pasti masih kosong"

Zwetta menggeleng, "Aku tidak mau Evans, jika kamu mau yasudah kamu saja yang menghabiskannya. Lebih baik dari pada dibuang"

Mata Evans menatapnya lurus, cukup setengah menit namun mampu merubah suasana semakin mencekam. Pria itu mengangguk lalu membuka kembali makanan itu, "Baiklah" ujarnya.

Zwetta terblaklak kaget, "Sepertinya aku punya sendok baru, kamu bisa pakai yang ini " ucapnya mulai merasa tak nyaman.

Evans menyinggungkan senyumnya, "Aku akan memakai sendok bekasmu, belajar merasakan bibir yang sebentar lagi akan menjadi milikku"

Mengerti akan ucapan Evans, Zwetta segera menutup mata serta telinganya, "Sinting!"

Evans Terkekeh, tangannya menggapai puncak kepala gadis itu, di usapnya perlahan yang mampu membuat Zwetta diam tak berkutik.

"Vans, jangan di berantakin! Iihh kamu mahh" keluhnya dengan wajah yang benar benar imut dengan rona merah yang tak kunjung hilang.

* * *

Selesai menyantap makanan, keduanya memilih untuk berjalan menikmati megahnya Mall. Sesekali berhenti di beberapa toko yang menarik menurut mereka, seperti sekarang ini keduanya sedang berada di sebuah toko sepatu.

Ini bukan pertama kalinya Evans dan juga Zwetta. Masuk kedalam toko sepatu. Bahkan, mereka sudah mendapatkan dua macam sepatu, Dan kedua sepatu itu adalah hak milik Evans. Entah apa yang dipikirkan pria itu hingga ingin menambah sepatu lagi.

Zwetta menghentakkan kakinya kesal, sungguh dia sangat bosan saat ini. Niatnya menatap calon suaminya itu terurung saat matanya menatap sepasang sepatu yang sangat menarik perhatiannya.

"Evans coba lihat yang ini, aku yakin kamu pasti menyukainya" ucapnya terlalu percaya diri.

Evans berpaling dan akhirnya menggeleng, "Maafkan aku Zwetta tapi sepertinya aku tidak tertarik. Modelnya sudah tidak trend lagi, aku bisa menebak jika sepatu itu sudah ada sejak dua bulan lalu. Dan lihatlah ada beberapa warna mencolok wanita disana. Maafkan aku sepatu pilihanmu bukan typeku"

Mata Zwetta tercegang, heran. Mengapa pria yang ada dihadapanya ini dapat berubah sangat cepat. Ucapannya sangat panjang lebar jika membahas sepatu. Zwetta yakin calon suaminya ini sangat suka atau mungkin mengoleksi beberapa sepatu.

Sepatu itu berwarna hitam polos dengan garis hijau metalik, serta lambang Nike di sebelah kanannya. Lambang itu berwarna pink yang kontras.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang