T I G A P U L U H E N A M

3.5K 141 6
                                    

CATT: KOMEN KALAU KETEMU TYPO ATAU KESALAHAN PENGETIKAN!

HAPPY READING!

.
.
.

Zwetta merenggangkan kedua tangannya. Lelah sekali. Sudah dari seminggu yang lalu dia menjaga UGD dan tubuh nya terasa hampir remuk. Pasien datang setiap saat tanpa di tebak dengan berbagai keluhan penyakit yang berbeda-beda pula.

Untuk bulan ini Zwetta mendapat Shift pagi dokter jaga selama dua pekan. Seharusnya setiap dokter umum hanya di wajibkan menjadi dokter jaga selama seminggu di UGD, namun untuk menebus jatah libur Zwetta sudah keseringan, pihak rumah sakit memutuskan untuk untuk bulan ini mereka mempekerjakan Zwetta selama dua minggu di UGD.

Ini sudah menjadi konsekuensi karena sebenarnya selama dia libur, para dokter bergantian menggantikan posisinya. Dan di sini lah dia sekarang. Berjaga tetap sampai seminggu ke depan.

Jam sudah menunjuk jadwal makan siang. Dan beberapa rekan dokter dan perawat ataupun bidan jaga UGD sudah berlalu ke kantin. Berbeda dengan Zwetta, wanita itu memilih tinggal. Sejak menikah, dia sudah sangat jarang ke kantin. Bekal sehat selalu dia sediakan.

“Makan siang dulu Bi,” pinta Zwetta saat melihat pria muda itu masih terlihat nyaman mengetik laporan pasien yang baru saja masuk. Sementara beberapa rekan kerja mereka yang lainnya sudah membuka bekal mereka masing-masing.

Bian menoleh ke belakang,“Wangi banget dok, tumben bawa bekal” ucap Bian saat melihat Zwetta yang baru saja membuka tutup bekalnya.

Zwetta terkekeh,“Uda seminggu kali Bi,” jawab Zwetta. Perawat pria itu memang baru satu shift padanya sejak hari ini jelas saja dia baru tau.

“Oh yah? Bawa bekal apa dok?” tanya Bian.

“Steak tuna tumis buncis. Kalau mau ayo bagi dua, cuman satu porsi sih tapi cukuplah sampai selesai shift” jelas Zwetta mengingat ini sudah hampir pukul satu siang dan mereka selesai dinas pukul dua siang.

Bian tersenyum senang, memutar kursi nya dan menariknya lebih dekat ke Zwetta. “Dari tadi kek dok. Kelihatan nya enak, dokter yang masak?” tanya Bian antusias.

Zwetta mengangguk,“Iyalah siapa lagi,”

“Aura jadi istrinya keluar yah dok, langsung jadi bisa masak” celetuk Bian sembari tertawa kecil.

Zwetta ikut tertawa,“Enak aja, sebelum nikah juga saya uda pinter masak Bian”

Bian berdecak,“Haish, kenapa nikah sih dok tau gitu tungguin saya. Tipe saya tuh yang kayak dokter gini, cantik, putih, pinter, jago masak dah cocok banget tuh”

Zwetta semakin tertawa sembari memukul bahu pria itu kecil dan satu tangannya lagi menutup bibirnya,“Yah sayangnya, kamu tuh bukan tipe saya Bi,” jawab Zwetta mengambil sendok dan memotong ikannya.

Pintu UGD berderet. Tapi tidak ada suara mobil ambulance,“Pasien baru lagi dok?” tanya Bian gregetan karena dia membelakangi pintu masuk, pasalnya dia bahkan belum memakan satu suap nasi pun.

Zwetta terkekeh,“Sebentar,” ucapnya dan melihat ke depan seketika dia mengerutkan kening karena yang dia lihat adalah Evans dan Enzo yang kini juga ikut menatapnya.

“Maaf pak disini siapa yang sakit?” tanya salah satu suster yang memang sedang menjaga di resepsionis UGD.

“Evans, Enzo kalian ngapain disini? Ada yang sakit?” tanya Zwetta berjalan mendekat, Evans dan Enzo menggeleng kan kepalanya. Zwetta menarik tangan Evans keluar dari UGD secepat mungkin. Dan Evans menarik tangan Enzo.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang