D U A P U L U H S E M B I L A N

4.2K 130 6
                                    

!WARNING!

"Bab ini mengandung adegan dewasa, kata-kata vulgar, Skip sekiranya jika belum cukup umur"

.
.
.

Zwetta masuk terlebih dahulu ke dalam kamar. Situasi gaun yang cukup besar memang cukup merepotkan mereka, ralat Evans. Dengan gagah nya pria itu menenteng heels dan juga mengangkat sedikit gaun pengantin Zwetta.

Dari pada mendengar istrinya kembali melontarkan keluhan, lebih baik sedikit membantunya.

"Hanya ada satu" tanya Zwetta yang sekarang kebingungan melihat hanya ada satu ranjang di kamar tersebut tanpa ada tempat tidur tambahan atau pun sofa.

Evans menghela nafas,"Padahal aku sudah meminta mereka menambah bed lagi" jelas Evans menjatuhkan pelan kedua heels wanita itu.

Zwetta menarik nafas panjang,"Yah, yah, mungkin mereka nggak dengar," desis nya semakin kesal. Tubuhnya sangat lelah sekarang dan dia kembali dengan masalah baru.

"Kamu nggak percaya?"

Zwetta menarik gaunnya kasar, berjalan sendiri ke ujung ruangan. Meja rias hotel. Menarik semua perhiasan yang melekat di tubuhnya.

"Aku sangat-sangat percaya," jawab nya menatap Evans dari cermin.

Evans berdecak,"Jangan mengira aku ingin tidur denganmu?"

"Mana ku tau, tapi itu sangat mungkin terjadi"

"Hanya dalam mimpimu! Aku nggak tertarik sama sekali," balas Evans sengit.

" Aku ingat jelas kamu berjanji aku nggak akan melakukan kewajiban ku sebagai seorang istri, tapi hanya menjadi ibu yang baik untuk putramu. Tapi lihat ini, kita akan seranjang. Bagus sekali!" geram Zwetta dengan nada sedikit bergetar.

"Kamu takut?"

Zwetta membuang wajahnya,"Menurutmu? Normal jika aku takut. Kita nggak punya landasan untuk pernikahan ini,"

"Kamu berpikir berlebihan. Seperti janji ku, kita hanya akan tidur. Aku nggak akan menyentuh mu" tegas Evans kemudian duduk di atas tempat tidur.

"Aku udah duga itu, kamu uda terbiasa sama semua ini. Menikah bukan yang pertama bagimu, dan pernikahan suci hanya sebuah permainan untukmu. Jadi apa yang perlu kamu takuti?"

Pria itu menatap Zwetta geram. Lalu kemudian menutup matanya perlahan,"Ku mohon stop membicarakan masa lalu pernikahan ku," desis nya dan mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Zwetta menatap pria itu kembali. Seperti nya pria itu benar-benar sudah emosi, bibirnya ingin sekali mengucapkan kata 'maaf ' tapi gengsinya terlebih dahulu hadir.

"Kamu benar, aku takut. Ak-aku sangat takut," cicit Evans, matanya menjadi sayu dan menatap kosong seolah mulai masuk ke dalam lamunan.

"Aku takut semua nya. Aku takut tentang Enzo, aku panik setiap dia membahas tentang Mami nya. Aku sama sekali belum bisa memberikan alasan yang jelas mengapa harus kembali menikah,"

Rasa bersalah semakin menyelimuti Zwetta. Wanita itu berjalan mendekat. Dan ikut duduk di pinggir tempat tidur.

"Aku juga takut akan pernikahan ini. Aku takut sekali dengan mu, takut aku kembali merusak kehidupan seorang wanita. Menikahi tiga wanita bukan suatu hal yang perlu di jadi kan prestasi, aku juga nggak pengin kalau aku bisa" tambah nya kembali.

Zwetta menghela nafas, menepuk pundak Evans, "Maaf kan aku jika menyingung mu. Tapi itu semua normal. Ketakutan itu normal, jangan menutupi nya. Malah jika berbohong seperti tadi kamu terlihat lebih penakut" jelas Zwetta sembari mengelus pundak pria itu.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang