CATT: KOMEN KALAU NEMUIN TYPO!
HAPPY READING!
.
.
.Kring!!!
Alarm pagi berdering, tapi ketiganya masih memilih untuk memejamkan mata. Matahari pagi memang belum muncul, tapi banyak tugas yang harus mereka lakukan sebelum berangkat bekerja, karena sekarang semua tugas rumah tidak lagi di pegang oleh pelayan.
Kring!!!
Alarm yang memang sudah di konsep untuk berdering selama lima menit sekali itu kembali berdering. Enzo bergerak gelisah, menggeliat kemudian menutup telinganya. Sementara dua orang di sebelah kiri dan kanannya masih terlihat tenang seolah tidak tergganggu dengan bunyi Alarm.
Perlahan dia membuka matanya. Refleks tangan kecilnya menggosok matanya dengan kening yang mengernyit. Menatap alarm garang, ini masih pukul lima pagi. Dan kenapa dia yang bangun padahal yang membuat alarm bukan dia.
Enzo menggoyangkan tangan Evans,“Papi bangun lah, alarm mu sudah berbunyi.” bisik Enzo di telinga Evans.
Evans menggaruk telinganya, rasa geli muncul saat suara Enzo dan bibir Enzo mendekat,“Sebentar lagi Enzo.” dalih Evans yang memang masih terlihat sangat ngantuk.
Enzo berdecak, Kring!!! Berbunyi lagi. Dengan jengkel, Enzo mengambil benda berisik itu kemudian meletakkannya di dada Evans. Dia menggeser tubuh Zwetta perlahan agar sedikit menjauh, kemudian berbaring di sebelah Zwetta. Memberi jarak bantal guling di tengah tubuhnya dan Evans.
Dia bukan kembali tidur. Tapi malah sudah tidak bisa tidur dan ingin Evans juga merasakan hal yang sama. Papinya harus bangun dengan kebisingan suara alarm.
Kring!!!
Senyum Enzo mengembang sempurna saat alarm itu kembali berdering lagi dan Evans spontan terbangun terkejut dan membuka matanya keheranan dan tangannya mematikan alarm cepat dan menjauhkan nya. Ia terlihat menggelengkan kepalanya karena seperti nya otak pria itu juga ikut merasa terkejut.
“Hahaha, kenapa papi malah terkejut? Itukan alarm papi, Hahaha!” tawa itu menggelegar saat melihat reaksi Evans.
Sementara Zwetta yang memang sudah terbangun akibat gerakan Enzo ikut terkekeh kecil. Sekarang Evans menatap keduanya tajam, dan segera Enzo membuat tanda V sebagai tanda perdamaian.
Zwetta mengelus hidung mancung Enzo dengan jari telunjuknya,“Dasar usil.” ledek Zwetta dengan senyuman nya.
“Nggak adil, alarm itu bukan hanya papi yang buat Enzo. Aunty dokter juga ikut andil, tapi kenapa yang di kejutkan hanya papi?" cerca Evans dengan nada jengkel.
Enzo menatap Zwetta,“Aunty dokter bisa bangun sendiri. Papi uda ku bangunkan tapi tetap nggak bangun,” dalih nya sebagai alasan.
Zwetta kembali terkekeh mendengar dalih Enzo, dia menatap Evans yang sepertinya masih akan membalas,“Sudah-sudah jangan di lanjut lagi, ini sudah setengah enam kita harus bersiap kalau nggak mau telat. Aku akan masak sarapan dan bekal kita.” jelas Zwetta sembari bangkit kemudian merapikan bantal.
Evans menghela napas dan mengangguk setuju,“Biar aku saja, lebih baik kamu masak tapi jangan yang terlalu berat dan berminyak. Enzo bangkit, kamu hidupkan robot vacuum cleaner sana.” timpal Evans mengambil alih bagian kamar dari Zwetta.
Enzo maupun Zwetta mengangguk dan keluar dari kamar mengambil tugas yang sudah di perintah kan. Sementara Evans membuka jendela dan membersihkan kamar.
Karena pekerjaan nya yang memang paling ringan kini Enzo sudah kembali masuk ke dalam kamar,“Apalagi papi?” tanya pria kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate From Daddy (Completed)
Romance𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝟐𝟏+ 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝𝐚! PRIVATE DI BEBERAPA PART, FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Peringkat teratas : ~Rank #2 IN LOVE - 16 AGUSTUS 2022 ~Rank #3 IN ROMAN -14 AGUSTU...