CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)
.
.
.Zwetta merentangkan kedua tangannya, menarik nafas dalam-dalam kemudian melakukan perenggangan dan mengatur nafasnya.
"Akhirnya selesai juga,"
Gumam Zwetta sembari berjalan ke ruang ganti pakaian. Hari ini pekerjaannya cukup singkat namun tetap saja melelahkan.
Rumah sakit mereka baru saja mendatangkan beberapa dokter muda, yang menyebabkan beberapa waktu Zwetta terpakai. Penyakit harus di jelaskan lebih rinci dan mudah di pahami, serta beberapa pertanyaan harus ia jawab hingga membuat mereka mengerti.
Zwetta mulai mencuci tangan, lalu membuka jas serta celana kerjanya. Menggantinya dengan celana casual ditambah memakai jaket oversize yang ia bawa tadi pagi.
Mendengar derap kaki seseorang membuat Zwetta spontan menatap ke arah pintu,"Akhirnya aku menemukan mu,"
Zwetta menaikkan alisnya, seolah bertanya mau apa, "Sudah selesai ganti pakaian?"
Zwetta mengangguk, kemudian Selena menarik tangannya keluar dari ruang ganti,"Enzo, kamu sama Aunty dokter dulu yah. Sebentar lagi Aunty akan melakukan pemeriksaan langsung pada pasien, terlalu berbahaya jika Aunty membawa kamu juga, nggak papa kan?"
Enzo tampak berfikir, menatap Zwetta sekilas lalu kemudian mengangguk tersenyum,"Baik Aunty,"
"Aku punya jadwal melakukan pemeriksaan sore hari ini. Itu berarti satu jam lagi, aku titip dia yah. Mungkin sebentar lagi Evans akan datang ke sini,"
Zwetta menghela nafas, disaat seperti ini sangat tidak etis jika dia menolak Enzo. Kemungkinan dia akan merasa menjadi beban jika tidak seorang pun yang mau bersamanya.
"Bye Enzo, Aunty mau ganti baju dulu. Aku titip Enzo yah, jangan nakal boy,"
Enzo mengangguk penuh kepastian, dan meraih tangan Zwetta menggenggamnya erat,"Rumah sakit ini sangat besar yah,"
Zwetta mengangguk, "Benar, ini pertama kali kamu keliling rumah sakit ini?"
"Enzo nggak pernah keliling rumah sakit biasanya kan hanya ke satu ruangan aja. Tapi tadi waktu mencari Aunty dokter, Enzo keliling jadinya sama Aunty Selena. Tapi kayaknya belum semua, karena jalan yang dari sini ga Enzo lewati tadi,"
"Kamu ga capek?"
Enzo menggelengkan kepalanya,"Mau berkeliling lagi?"
"Boleh,"
"Jadi ini ruangan khusus staff atau pegawai rumah sakit. Engga boleh di lewatin orang lain, yang Enzo lewatin tadi dari luar. Nah lihat, pintu ini kita ke ruangan umum. Disini para pasien mulai datang dan mengeluhkan penyakitnya,"
Enzo mengangguk seolah memahami yang Zwetta katakan,"Itu pintu awal masuk, ternyata pintu tadi bisa tembus ke sini,"
"Disana ada taman bermain kecil. Di tengah kamar-kamar anak yang sedang sakit, mau kesana?"
Enzo mengangguk antusias,"Tapi jangan buka masker okay, tetap di pakai"
Enzo menganggukkan kepalanya, mereka mulai berjalan ke lorong kiri. Dan benar saja beberapa orang anak ada disana. Ada yang sedang duduk di kursi roda dibawah pohon, ada yang sedang bermain perosotan dan bermain ayunan tetapi dengan pengawasan beberapa suster di dekat mereka.
"Mereka seperti nggak sakit,"
"Sakit yang engga terlihat lebih menyedihkan Enzo, lihat dua anak perempuan yang sedang bermain ayunan disana, mereka nggak punya rambut akibat penyakitnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate From Daddy (Completed)
Romance𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝟐𝟏+ 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝𝐚! PRIVATE DI BEBERAPA PART, FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Peringkat teratas : ~Rank #2 IN LOVE - 16 AGUSTUS 2022 ~Rank #3 IN ROMAN -14 AGUSTU...