T I G A P U L U H T I G A

3.7K 139 1
                                    

!WARNING!

"Bab ini mengandung adegan dewasa, kata-kata vulgar, dan juga adegan kekerasan. Skip sekiranya jika belum cukup umur"

CATT : SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN.

Happy Reading!
.
.
.

"Papi!" panggil Enzo yang seperti nya baru saja bangun.

Panggilan pertama tidak mereka hiraukan. Mereka masih asik saling menyentak, mengalirkan hasrat yang masih belum selesai terpenuhi. Tapi jelas saja sayup-sayup volume desahan menjadi pelan.

"Aunty dokter? Papi! Dimana kalian?" panggil nya kembali. Derap kakinya mulai terdengar, itu berarti dia sudah turun dari ranjang.

Refleks Zwetta memukul dada Evans."Evans, Ahh Enzo uda bangun." ucap Zwetta menggigit bibirnya mencoba menahan setiap desahan yang akan keluar.

Pria itu berdecak, tapi pinggulnya sama sekali tidak berubah. Tetap menghujam milik Zwetta dengan semangat yang membara. Sekali lagi, Evans meraup bibir Zwetta dan memberikan pungutan bibir yang memabukkan.

"Kita harus segera keluar Evans." ujar Zwetta lagi mendorong Evans perlahan. Wanita itu takut Enzo akhirnya mendapati mereka yang sedang berada di dalam kamar mandi.

Rasanya aneh sekali saat harus bercinta tapi harus tidak di ketahui orang lain. Bercinta diam-diam. Ini menciptakan keinginan untuk melanjutkan bercinta yang lebih gila tapi tetap dengan banyaknya rencana agar tetap tidak di ketahui dan tersembunyi.

"Papi! Aunty Zwetta!" seruan itu terasa. semakin jauh. Seperti nya berasal dari luar kamar.

Evans mendengung, sama sekali tidak mengindahkan ucapan Zwetta ataupun seruan putranya. Dia mengurai ciuman nya, tapi tidak melepaskan wanita itu.

Dengan lahap Evans meraih payudara Zwetta kembali dan menciuminya tanpa henti. Lidahnya menyapu puting Zwetta yang menegang.

"Ahh shit, Evans stophh." Kegiatan nya tentu membuat Zwetta tidak bisa menahan erangan yang mencuri keluar dari bibir tipisnya.

Oh my god Aku nggak pernah membayangkan akan mengalami pagi seperti ini.

Zwetta menggelengkan kepalanya merasa ini semakin tidak benar. Akan terjadi kecanggungan jika mereka tetap berada di kamar mandi lebih lama lagi. Dan Enzo pasti sudah merasa sedang di tinggal sendirian sekarang.

Tangannya semakin keras mendorong Evans, "Evans cukup shh, kita harus keluar seka-- Damn" umpatan itu lolos keluar saat Evans malah memberikan gigitan kecil pada puting istrinya.

Evans terkekeh, terlihat puas dengan balasan yang Zwetta keluarkan."Five minute." bisik nya kemudian gerakannya semakin brutal. Menghujam milik Zwetta dengan secepat yang dia bisa.

Napas Evans maupun Zwetta memburu seiring dengan dorongan yang kian hebat. Napas yang berat dan racuan nya yang semakin tidak terkontrol.

Evans menyentak kembali, dan pinggul Zwetta tidak lagi berdiam diri sekarang. Beradu sentakan hingga memunculkan suara seolah tepukan tangan. Peluh keduanya bercucuran bersatu mengalir menciptakan sensasi yang terasa semakin panas.

"Ahhhh.." desahan terakhir Zwetta pertanda permainan telah usai. Zwetta mencapai titik puncak.

"You're so damn good, Zwetta." ucap Evans yang lalu memberikan kecupan terakhir di kening Zwetta. Sesuatu terasa mengalir dalam tubuh Zwetta, yang kemudian menyadari bahwa untuk kedua kalinya pria itu mengeluarkan benihnya di dalamnya.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang