D U A P U L U H

4.2K 131 0
                                    

CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)

.
.
.

"Evans!"

Sama sekali tidak ada jawaban. Zwetta menghela nafas, ini sudah panggilan ketiga sejak sepuluh menit yang lalu. Namun sama sekali tidak ada balasan sahutan dari kamar sebelahnya.

"Evans sekali lagi kamu engga jawab, aku akan pulang!"

Bukannya takut atau merasa terancam, kondisi nya tetap sama. Ini berhasil membuat Zwetta khawatir, membayangkan sesuatu terjadi di dalam kamar yang terkunci rapat.

Diketuknya perlahan pintu kamar,"EVANS! APA KAU BAIK-BAIK SAJA?! BAIKLAH AKU AKAN CARI BANTUAN!" teriak Zwetta, pikirannya bercabang memikirkan hal yang tidak-tidak. Tujuannya hanya satu, meminta petugas hotel membuka pintu kamar Evans, secara paksa.

Sebelumnya kakinya bergerak semakin jauh akhirnya pintu kamar Evans setengah terbuka, memperlihatkan pria dengan yang masih sama dengan kemarin dan rambut yang acak-acakkan.

"Kenapa berisik sekali?" tanya Evans dengan suara berat dan serak. Yang berhasil membuat Zwetta menelan Saliva nya kasar.

"Kam-KAMU BARU BANGUN?"

Dengan mata setengah tertutup pria itu mengangguk, membuat Zwetta seketika geram,"Mandi Evans! Ini udah jam berapa, kita berjanji sampai di studio jam sembilan pagi, kamu tau jam berapa sekarang?"

Pria itu kembali menggeleng dengan polosnya,"Ini uda jam setengah delapan Evans!"

Evans menghela nafas,"Sebentar lagi Zwetta, kita masih punya banyak waktu"

Pria itu kembali masuk ke dalam kamarnya dan menjatuhkan diri ke atas tempat tidur dan menarik selimut hingga menutup seluruh bagian tubuhnya.

Zwetta menggeleng, pria ini benar-benar menguji kesabaran nya. Dia sudah khawatir tetapi ternyata pria itu belum bangun, sekarang sudah bangun malah berniat untuk tidur kembali.

Tidak bisa dibiarkan, Zwetta ikut masuk ke dalam kamar, menggoyangkan kedua kaki pria itu,"Evans kita memang masih punya banyak waktu. Tapi kita belum sarapan dan kamu juga belum bersiap. Kita bisa terlambat!"

Evans tidak menunjukkan pergerakan, dan mulai mengeluarkan suara dengkuran halus seolah dia sudah kembali tidur.

Zwetta menghela nafas, mencoba menahan emosinya dan menarik selimut pria itu,"Astaga Evans, kenapa tid--" perkataannya terpotong setelah melihat seberang tempat tidur dan di bawah tempat tidur terdapat banyak helai tissue yang bertebaran, dan beberapa terlihat bertumpuk membuat bulu kuduk nya berdiri.

Mulai menebak kegiatan apa yang pria ini kerjakan sebelum tidur, yang menggunakan tissue.

Tanpa sadar tangannya menarik selimut semakin kuat, sebelum akhirnya terbuka Evans menarik lebih kuat selimut yang terasa ditarik Zwetta.

Sekali hentakan tubuh Zwetta oleng, terjatuh tepat di dada bidang milik Evans,"Apa kamu mencoba menggodaku Zwetta?" tanya pria itu memajukan kepalanya berbisik tepat di telinga Zwetta.

Matanya melotot kaget, memukul kuat perut pria itu,"Dasar mesum, dari awal aku berniat menyuruh bersiap. Tapi pikiran mu entah kemana, apa engga cukup sama yang kamu lakukan kemarin"

"Kemarin?"

Zwetta kembali menghela nafas, turun dari tubuh Evans,"Iya, lihat tissue itu buktinya. Seharusnya dibuang setelah melakukannya, malah dibiarin berserakan"

Evans terdiam sejenak, mulai mencerna maksud ucapan Zwetta lalu kemudian tersenyum, menggulingkan tubuhnya mendekati sisi tempat tidur yang terdapat tissue, dan menepuk nya perlahan.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang