CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)
.
.
.Zwetta menatap langit dari balik jendela kamar, terlihat cantik sekali. Warna Jingga yang sangat indah terpancar menimbulkan bayangan di permukaan pantai.
Hujan baru saja turun, sehingga membuat mereka harus menunggu terlebih dahulu sebelum pemotretan. Konsep fotonya berada di pantai di sore hari, sesaat sebelum matahari tenggelam. Dan untungnya hujan berhenti sebelum sunset menghilang.
Angin beberapa kali menerpa rambut dan wajahnya membuat nya beberapa kali menutup mata menikmati setiap sentuhan.
Saat ini Evans dan Zwetta sudah berada di hotel. Mereka memesan Suite room, yang memiliki dua buah kamar tidur. Kamar utama yang memiliki kamar mandi dalam dan satu kamar kecil yang seperti nya lebih cocok untuk kamar anak karena ukurannya yang minimalis. Satu ruang masak, dan ruang tamu serta kamar mandi luar.
Tok...tok...tok..
"Kamu uda siap?"
Zwetta mengangguk cepat, sebenarnya sudah dari tadi. Tapi dia malas hanya untuk sekedar bertanya apa sudah saatnya mereka pergi atau tidak. Mereka hanya perlu mandi atau be bersih diri. Karena stylish fashion dan make up sudah menunggu di lobi hotel.
Zwetta kembali ke dalam mengambil ponselnya dan mengikuti Evans keluar dari hotel. Mereka ada di lantai empat puluh, dimana hanya terdapat dua kamar besar dan megah Suite Room . Kelemahan hotel ini, tidak adanya lift yang langsung menuju kamar. Sehingga membuat mereka harus berbagi lift dengan kamar yang berada di hadapan mereka.
"Nggak ada lagi yang tertinggal kan?" tanya Evans saat sudah berada di hadapan lift.
Zwetta menggeleng,"Obat yang tadi uda diminum?"
Dia kembali menggeleng,"Hanya perlu dua kali sehari, aku akan meminum nya nanti malam, selesai makan"
Ting
Mata Zwetta spontan melotot dengan apa yang dia lihat. Ada sepasang manusia yang kini tengah saling berbagi Saliva di hadapan mereka. Suara decapan nya nyaring terdengar.
Suasana yang tadinya biasa saja, saat ini malah menjadi terasa panas. Zwetta memperlihatkan wajah jijik tetapi beberapa kali dia menelan Saliva nya seolah menginginkan keadaan yang sama.
"Hatchi!"
Bagus sekali, rasa bersin muncul tepat waktu. Spontan wanita yang berada di lift itu mendorong pria itu, dan mengelap bibirnya kasar,"Stop honey, ada orang"
Pria itu menatap Zwetta dan Evans dan berdecak kesal,"Astaga, harusnya kalian bisa berpura-pura nggak tahu. Mengganggu orang saja, kayak kalian nggak pernah aja"
Secara bersamaan keduanya saling menatap, dan diakhiri gelengan kepala dari Zwetta. Dan senyum tipis dari Evans.
"Ck.. Pura-pura polos," sambungnya saat melihat reaksi keduanya.
"Stop honey, kita lanjutkan di dalam"
Akhirnya pasangan itu pergi menjauh, dan masuk ke dalam kamar seberang. Pintu lift tertutup dan mulai turun ke lobi, membuat Zwetta akhirnya bisa bernafas lega. Namun lima detik setelahnya otaknya mulai mencari tau apa yang pasangan itu lakukan setelah ini.
Tanpa sadar dia memejamkan matanya erat dan menggigit bibirnya kuat, berusaha menghilangkan pikiran kotor yang saat ini merayap pada pikirannya.
"Darn it! " umpat nya pada pikirannya, yang entah mengapa malah semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate From Daddy (Completed)
Romance𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝟐𝟏+ 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝𝐚! PRIVATE DI BEBERAPA PART, FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Peringkat teratas : ~Rank #2 IN LOVE - 16 AGUSTUS 2022 ~Rank #3 IN ROMAN -14 AGUSTU...