D U A P U L U H T I G A

3K 109 0
                                    

CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)

.
.
.

Qia menatap Raffi dari atas ke bawah, tersenyum saat melihat dia sudah membuat banyak tanda di tubuh pria itu. Ada banyak sekali bekas merah yang di cetak langsung oleh bibirnya terlebih lagi di area dada Raffi.

"Perfect," puji nya puas akan karyanya.

Raffi hanya tersenyum,"Kau gila Qia, padahal kau jelas tau nanti siang aku akan bertemu Zwetta tapi lihat. Kau juga bahkan membuat di bawah telinga. Bagaimana caraku menutupi ini sekarang?" tanyanya dengan nada gusar tapi tidak ada penyesalan.

Qia tertawa,"Hanya ini cara mencegah pertemuan kalian Raffi. Aku sama sekali tidak ingin berbagi kepunyaan ku. Kalau tidak ingin ketahuan maka jangan datang"

Pria itu tertawa,"Kau kira aku barang? Tapi jika bisa di ibaratkan barang. Maka aku hanya milik Zwetta Qia. Perasaan ku masih miliknya," pungkas Raffi jujur membuat siapapun yang berada di posisi Qia saat ini pasti merasakan sakit yang amat mendalam.

"Kita lihat waktunya, aku bisa menjamin perasaan ku akan berbalas" ucapnya percaya diri membuat Raffi terkekeh geli. Wanita itu cantik tapi tidak secantik Zwetta. Dia juga tak kalah menarik, tapi tidak semenarik Zwetta.

Hubungannya dengan Zwetta yang memang sudah terjalin enam tahun lamanya tidak bisa di bilang singkat membuat Raffi dan Zwetta seolah sudah terikat penuh. Ini bukan kali pertama Raffi melakukan hal gila pada wanita lain.

Dia selalu bermurah hati, membeli wanita adalah kesenangan nya. Memanjakan wanita adalah keahliannya. Tapi membuang Zwetta adalah mimpi buruk baginya. Dia akan senang hati berselingkuh tapi bukan berarti melepas wanitanya.

"Rasanya aku tidak tahan menyimpan rahasia ini, tapi aku tidak bisa memberitaukannya sebelum kejutan itu datang sendiri. Sedikit lagi Raffi kau akan tau kejutannya," ucap Qia yang masih saja Raffi anggap lelucon.

Buktinya pria itu tampak tidak goyah atau merasa penasaran. Dia malah terkekeh, sembari menarik tangan wanita itu dan meletakkannya di atas kejantanannya. Meminta Qia untuk menghangatkan tubuhnya kembali sebelum bertemu Zwetta.

Ting!

Notifikasi handphone nya berbunyi, dan saat matanya menatap layar handphone dengusan kesal ia keluar kan,"Seperti nya doamu di kabulkan, dia sibuk dan tidak punya waktu luang"

"Ahh, terimakasih banyak Zwetta. Omg! Jangan menggigitnya, shhh!"

* * *

Evans tersenyum melihat pemandangan di hadapan nya. Dia sangat berharap rencana mereka akan berhasil. Berharap posisi Zwetta yang akan menjadi ibu sambung Enzo adalah pilihan yang benar.

Tidak ingin menganggu Evans akhirnya memilih keluar. Berjalan menuju meja kerja dan mulai membuka laptop milik Reno. Pekerjaan nya memang sedikit terganggu beberapa hari belakangan ini akibat tanggal pernikahan mereka yang sudah dekat.

Dan tadi ada pekerjaan mendadak sehingga mereka harus bertemu di cafe terdekat dan membahasnya berdua menggunakan laptop milik asistennya itu. Tadinya mereka akan mengecek semua laporan bersama, namun mengingat ada tamu di apartemen nya Evans meminta untuk mengecek sendiri di apartemen nya.

Evans mulai merenggangkan kedua tangannya saat dia merasa pekerjaan nya sudah selesai. Laporan penghasilan yang dia rasa sudah benar, dan email yang sudah dia baca dan balas.

Ting!

Pesan Reno masuk ke ponselnya menghasilkan notifikasi pesan. Kirimkan balasan laporan saham terakhir, pemegang saham memintanya itulah yang asistennya tulis.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang