T I G A P U L U H

4.2K 125 4
                                    

!WARNING!

"Bab ini mengandung adegan dewasa, kata-kata vulgar, Skip sekiranya jika belum cukup umur"

.
.
.

Ting!

"Zwetta, bangun dulu ada yang membunyikan bell,"

Wanita bergerak gelisah, tubuhnya masih terasa butuh istirahat lebih. Kemarin malam dia terkapar lemah di atas dada Evans. Evans menggeser tubuhnya sedikit namun wanita itu malah memilih mendekapnya.

Ting!

Bell kamar kembali berbunyi, "Kamu dengar itu? Ayo bangun,"

Zwetta menggeleng pelan,"Sebentar lagi Mom,"

Evans menahan tawanya sekarang, apakah wanita ini lupa dimana dia sekarang?

Rasa geli menyapa Zwetta saat Evans memilih memainkan lidahnya pada telinga wanita itu, nyawanya seketika berkumpul dan ingatannya sekarang sudah jelas.

Spontan wanita itu menjauh dan duduk bersila sembari menarik bed cover hingga menutupi dadanya,"Sshhh," Zwetta meringis ketika sakit timbul saat dia bergerak cepat di area selangkangan nya.

Ting!

Setelah merasa terlepas, pria itu memilih bangkit. Pergi ke kamar mandi dan memakai handuk kimono hotel.

"Mama?"

Eliza seketika tersenyum senang saat wajah bantal Evans terlihat. Pria itu jelas bukan baru mandi, dan tanda merah di lehernya adalah tanda bahwa sudah terjadi apa-apa pada keduanya.

"Mama datang tepat waktu, ini baju ganti kalian dan tas Zwettaq. Maaf yah, kalian jadi pakai kimono deh tidurnya"

Evans menghela nafas memperlihatkan wajah datar, dari wajah mama nya saja sudah jelas dia mengerti apa yang mereka lakukan, tapi kenapa seolah tidak tau apapun sekarang.

"Makasih Ma," ucapnya dan menutup pintu.

"Baju ganti dari Mama sama tas kamu" Evans meletakkan dua paper bag di atas nakas beserta tas Zwetta, melihat Zwetta yang kini sudah duduk di ujung tempat tidur dengan berbalut bed cover tengah memandangi darah keperawanan nya yang menghiasi seprai kamar hotel.

"Jangan bilang kamu menyesal, aku uda memperingati mu" papar Evans menatap istri nya yang tampak sedikit gusar.

Zwetta menatap pria itu sekilas,"Yah sedikit. Tapi mau apa lagi, semuanya uda terjadi." sanggah Zwetta mengalihkan pandangan nya.

Evans mengangguk,"Ingat, aku bukan memaksamu. Kamu juga menikmatinya,"

Zwetta menghela nafas,"Iya Evans aku tau nggak perlu kamu perjelas lag--"

"Mau melakukannya sekali lagi?"

Zwetta menatap Evans garang, sedang kan pria itu malah terkekeh,"Shh, Ahk" Rasa sakit kembali datang saat Zwetta memilih berjalan tertatih menuju kamar mandi.

"Jangan dipaksa, diam disitu" pinta Evans mendekat dan membuka bed cover yang terlilit pada tubuh Zwetta kemudian menggendong wanita itu lembut.

"Nggak perlu Evans! Turunkan aku!" jerit Zwetta terkejut. Evans tetap berjalan tanpa peduli jeritan Zwetta. Beberapa kali wanita itu meronta tapi tidak di hiraukan. Perlahan dia mendudukkan Zwetta di bath up dan menghela nafas.

"Apa sakit sekali?"

Zwetta menggeleng kecil,"Sakitnya nggak terlalu tapi ini menganggu. Kamu pasti tau lah,"

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang