D U A P U L U H T U J U H

3.1K 105 5
                                    

CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)
.
.
.

"Evans," panggil Eliza.

Evans memalingkan wajahnya, seketika dia terkesima. Wanita itu sangat cantik hari ini, dengan gaun berwarna gold semata kaki miliknya. Rambutnya di gulung rapi ke belakang, menyisakan beberapa helai poni yang membuatnya terkesan lebih muda.

"Perfect Mama," puji Evans menampilkan deretan giginya yang tersusun rapi.

Eliza membalas senyumannya, mengambil alih dasi kupu-kupu dari tangan Evans dan mencoba memasang kan nya,"Ini bukan pernikahan pertama mu nak, Mama sangat berharap ini pernikahan terakhir mu. Semoga kalian selalu bahagia, jika pun Tuhan memilih membuatmu kembali sendiri, maka semoga saja Mama sudah pergi dari dunia ini"

Evans menggeleng,"Mama jangan di lanjutkan," jelas Evans menunjukkan wajah tak suka.

Eliza menarik tangannya yang selesai memasang kan dasi Evans, menarik nafas panjang,"Mama sangat menyayangi mu sayang, Mama nggak akan sanggup melihat kamu kembali menderita. Mama hanya ingin melihat kamu bahagia dengan keluarga kamu yang baru. Harta kami hanya kamu, dan kami nggak akan bisa selalu ada mendampingi mu. Kamu butuh pendamping,"

Evans menghela nafas. Menghapus air mata yang akan turun membasahi pipi Eliza,"Evans mengerti Ma, kamu jelek kalau menangis,"

Eliza menatap ke arah langit-langit ruangan mencoba menahan air mata yang sudah siap akan meluncur, Evans mendekat memeluk tubuh Eliza yang terasa hangat. Wangi tubuh yang selalu mampu membuat Evans tenang.

"Kita hanya bisa berencana Mah, tapi Tuhan lah yang menentukan"

Apapun yang terjadi nanti, ini adalah pernikahan terakhir Evans Mah

Tangan Eliza terulur membalas pelukan Evans,"Aku sayang Mama,"

"Mama lebih sayang kamu sayang,"

Eliza menatap kembali Evans dari atas hingga ke bawah,"Ganteng yah kamu, mirip sekali seperti Mama,"

"Siapa bilang? Jelas-jelas Evans itu mirip sama aku," bantah Mario, Papa Evans yang datang entah dari mana.

Evans menggelengkan kepalanya terkekeh, pertengkaran kecil ini biasa terjadi dimana pun mereka bertiga sedang berkumpul.

"Dari bentuk hidung dan warna matanya saja sudah jelas, dia meniru ku"

Eliza menggeleng keras,*Bentuk wajah, dan tone kulit itu jelas punyaku. Itu berarti dia lebih dominan mirip padaku,"

Mario menganggukkan kepalanya pasrah,"Yah, yah yah, kamu menang, kita harus mengalah pada wanita. Bukan begitu Enzo? eh Enzo dimana?" tanya Mario yang baru tersadar tidak ada Enzo di sebelahnya.

"Bukanya sama Papa?"

Mario mengangguk,"Tadi disebelah ku, tapi kok--" dia mengelilingi ruangan itu dan akhirnya membuka pintu ruangan itu kembali.

"I'm here Opa," ujar Enzo yang muncul dari balik pintu dengan senyuman manis karena telah berhasil membuat ke tiga orang itu khawatir.

"Enzoooo," gerutu ketiganya bersamaan dan pria kecil itu hanya tertawa kecil.

"Enzoooo," gerutu ketiganya bersamaan dan pria kecil itu hanya tertawa kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang