D U A P U L U H S A T U

3.3K 124 1
                                    

CATT: SEBELUM BACA ADA BAIKNYA KALIAN VOTE DULU. DAN SAMBIL MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN. KALAU ENGGA AUTHOR SUMPAHIN MATANYA BINTILAN SEUMUR HIDUP KARNA UDA NGINTIP KARYA ORANG :-)

.
.
.

Selena menghela nafas, rasa penasaran menggerogoti hati nya. Bagaimana keadaan Hotman, pertanyaan itu selalu mengulang di pikirannya. Sejak kemarin Selena memang belum melihatnya walaupun berada di rumah sakit yang sama. Banyak pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan.

Enzo sudah pulang ke apartemen Evans. Pria itu datang menjemput putranya kemarin malam. Jadi seperti nya ini memang waktu yang tepat, dia punya waktu luang sekarang.

Dibunyikan nya bell sebelum akhirnya membuka pintu kamar rawat inap,"Selamat siang," sapa Selena pelan.

Pria itu terlihat sedang memainkan ponselnya, sedangkan di seberang ada wanita paruh baya yang duduk menikmati acara berita televisi rumah sakit.

"Dokter terimakasih yah," ucap wanita itu saat melihatnya.

Hotman mengernyit bingung,"Dianya dokter yang Mamak ceritakan itu Hotman. Kau ingatkan cewek yang tertangkap kamera CCTV jalan, itu dia" jelas Wanita paruh baya itu pada Hotman.

Selena tersenyum berharap niatnya untuk menjenguk Hotman adalah hal yang benar, pria itu tersenyum,"Makasih, kita ketemu lagi"

"Kalian saling mengenal?"

Hotman terdiam,"Hanya pernah ketemu beberapa kali saja tante," jawab Selena.

"Aku kesini mau tau keadaan Hotman, syukurlah kalau sudah baikan, kalau begitu aku pergi dulu, permisi"

"Ohh iya nya, sebentar dulu dek. Hei anak gadis, temani lah dulu Hotman disini yah. Aku mau beli makan siang dulu, biar kita makan bersama disini. Jangan menolak, karena ini ucapan terimakasih kami. Yah walaupun enggak seberapa," jelas Mama Hotman sedikit pemaksaan dengan logat batak yang sangat kental sama seperti putranya.

Selena hanya bisa tersenyum, menolak sama saja membuat ibu Hotman kecewa. Dia jelas merasakan kecanggungan antar mereka disini, tapi mau tidak mau harus tetap tinggal di ruangan ini .

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Selena setelah ibu Hotman tidak ada.

Hotman hanya tersenyum tipis,"Udah baikan lah, Makasih sekali lagi yah,"

Selena tersenyum,"Sama-sama Hotman, jangan terlalu canggung. Aku senang bisa menolong mu"

"Ah iya, kau tau namaku, tapi aku enggak tau namamu. Siapa namamu? kau dokter?"

Selena menganggukkan kepalanya,"Aku Selena, dokter spesialis bedah umum di rumah sakit ini. Panggil aja Selena,"

Hotman menatapnya kagum,"Keren, cantik seorang dokter spesialis pula. Sempurna" pujian tulus lolos keluar tanpa disengaja dari bibirnya.

Selena tersenyum,"Terimakasih, kau terlalu memuji" balas Selena dengan jantung yang berdetak tidak karuan. Jangan katakan dia memiliki ketertarikan karena sejujurnya dia tidak mau terlibat akan perasaan antar dokter ke pasien.

Karena Selena akui cukup sulit membedakan kasihan atau terbawa perasaan.

* * *

"Bian, boleh aku bergabung?" tanya Zwetta yang melihat Bian duduk sendirian di tengah keramaian kantin. Ini jam istirahat makan siang, dan warga rumah sakit mulai sibuk di kantin termasuk Bian dan juga Zwetta.

"Silahkan dokter Zwetta, apa dokter melihat dimana dokter Selena?"

Zwetta menggeleng,"tadi pagi sih iya, tapi seperti nya dokter Selena masih ada di rumah sakit ini. Karena hari ini jadwalnya ada di rumah sakit kita, memangnya ada apa?" tanya Zwetta sembari melihat sekitar seolah ada seseorang yang memang dia tunggu.

Mate From Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang