!WARNING!
"Bab ini mengandung adegan dewasa, kata-kata vulgar, dan juga adegan kekerasan. Skip sekiranya jika belum cukup umur"
KOMEN KALAU NEMUIN TYPO!
.
.
.Zwetta mengangkat gelas kopinya. Mengecapnya perlahan, untuk pertama kalinya dia merasa dia benar-benar lepas. Seperti tidak ada lagi beban, dia bebas sekarang. Tapi tetap saja hati dan pikirannya masih belum bisa sejalan.
Bertanya-tanya apakah ini mimpi. Dia benar-benar putus dengan Raffi? Yah dia putus dengan pria itu. Zwetta menggelengkan kepalanya, air matanya sudah terlalu banyak keluar hari ini. Dia tidak boleh menangis lagi.
Evans yang baru saja pulang menatapnya dari balik dinding. Tangannya menarik gorden sampai tertutup sempurna. Membuka pintu balkon dan menutupnya kembali.
“Mikirin apa sih sampai nggak tidur padahal uda hampir jam sebelas,” tanya Evans yang ikut bergabung duduk di sebelah Zwetta.
Zwetta menggeleng,“Hanya sedikit kaget ternyata kita sudah berjalan sejauh ini.” dalih Zwetta membuat Evans terkekeh.
Tapi hanya sebentar, seperti tersentak Evans menarik senyumnya,“Tapi tetap aja kamu masih dekat sama perawat cowok itu. Padahal Dari sebelum kita menikah aku sudah mengingatkan nya,”ucap Evans.
Sekarang Zwetta yang terkekeh,“Kami rekan kerja, ngga mungkin jauh-jauhan lah.”
“Kamu anggap rekan kerja tapi dia? Kita ngga pernah tau kan dia anggap kamu apa,”
Zwetta mengernyit kan keningnya,“Akhir-akhir ini cemburuan kamu kelihatan banget yah, aneh”
Evans menatapnya seketika,“Siapa yang cemburu? Aku hanya mengingatkan kamu aja. Nggak enak di lihat orang kan, kamu uda nikah loh”
“Kamu juga uda nikah tapi masih nempel sama mantan istri kamu, lebih parah siapa? Kami rekan kerja ada alasan bertemu, sementara kalian?” cecar Zwetta.
Evans menatap wanita itu datar,“Kamu jelas tau aku dan Selena berbeda. Dia memang mantan aku tapi perasaan aku ke dia kan kamu tau sendiri,”
Zwetta menggelengkan kepalanya tak acuh,“Aku ngga peduli. Tapi ingat jangan larang aku dekat dengan pria lain padahal kamu juga masih dekat dengan Selena.”
Evans menghela nafas,“Maaf, aku hanya nggak suka kali--”
“Apa bedanya denganku Evans?” tanya Zwetta memotong ucapan Evans.
Evans seketika tersenyum. “Jadi kamu juga cemburu gitu?” tanya Evans mendekatkan posisi duduknya. Zwetta menjauh sedikit dan tidak menjawab. Evans semakin tersenyum. Mendekatkan dirinya kembali, Zwetta kembali bergeser hingga sampai di ujung sofa.
Zwetta menghela nafas, kemudian bangkit berdiri. Evans tersenyum ini yang dia tunggu. Dia menarik paksa tangan Zwetta, hingga wanita itu jatuh pada pangkuannya.
Zwetta tidak bertanya, terlihat bingung pun tidak. Seperti bisa membaca pikiran, dia menumpukan kedua tangannya di atas bahu Evans. Lalu, perlahan tapi pasti, wanita itu merendahkan posisi tubuhnya hingga bibirnya berhasil mencapai bibir Evans, menciumnya seolah sudah menebak kemana tujuan tindakan suaminya.
Evans menyeringai saat bibir mereka bersentuhan. Mengecupnya sekali kemudian menyelipkan lidahnya di antara bibir wanita itu, dan memasuki setiap jengkal lembut mulut Zwetta. Perlahan sampai berubah menjadi ciuman dalam dan sedikit nggak sabaran.
Evans berhenti ketika tangannya mulai menyusuri wajah Zwetta,“Kamu terluka? Ini bekas tangan seseorang,” ucapnya mengelus bekas cengkraman tangan Raffi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate From Daddy (Completed)
Romance𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝟐𝟏+ 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝𝐚! PRIVATE DI BEBERAPA PART, FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Peringkat teratas : ~Rank #2 IN LOVE - 16 AGUSTUS 2022 ~Rank #3 IN ROMAN -14 AGUSTU...