~Dua Puluh Tujuh~

39 10 0
                                    

2 hari kemudian.
"Fei,udah 3 kali berturut-turut ya kita ke pantai," ucap Qilla dengan senang. Feiyaz mengangguk cepat.

"Seru banget Quen!" balas Feiyaz antusias.

"Bang Asa."

"Hmm"

"Senja itu indah banget pantes bang Asa suka banget sama senja," ucap Feiyaz.

Galaxy berhenti makan dan memainkan sendok makannya.
"Senja itu sangat mengajarkan banyak hal bagi gue. Dan senja juga merupakan salah satu ciptaan tuhan yang sangat indah," ujar Galaxy.

"Tapi lebih indah pelangi bang Asa. Banyak warnanya," balas Feiyaz yang diangguki Qilla.

Galaxy tersenyum tipis. "Apakah dia selalu menepati janjinya untuk datang setelah hujan?" Galaxy terkekeh.

"Pelangi indah tapi ia tidak menepati janjinya untuk datang setelah hujan sementara senja, senja selalu menepati janjinya untuk datang di sore hari."

Para sahabat Galaxy yang melihat interaksi Galaxy dengan ke 2 wanita itu hanya tersenyum tipis berbeda dengan salah satunya yang memasang wajah kebencian menatap Galaxy.

⭐⭐⭐

Galaxy sedang berada di taman rumahnya. Ia sedang memainkan gitarnya dipangkuannya.

"Ini udah nyalakan dari tadi. Langsung aja. Saya Galaxy Angkasa sengaja rekam ini bertujuan untuk, untuk apa ya? gak tau. Intinya saya menyayangi kalian. Sakit ini memang sudah sangat parah, Fisik maupun mental. Saya sayang kalian. Jangan pernah salahkan diri kalian sendiri. Jangan pernah ada rasa benci diantara kalian. Kalau ada, saya yang akan membencinya. See you. Semoga kalian nonton Vidio ini bareng ya sama Asa. Love you." Galaxy mematikan camera gopronya yang sedari tadi merekam dia.

Handphone Galaxy bergetar, Galaxy segera mengangkat panggilan yang tidak dikenal.

"Hmm?"

"Mereka bekerjasama dengan tujuan yang sama," ucap seseorang disebrang sana.

"Apa?"

"Membunuhmu."

"Hahahaha.Aku sudah menduganya."

"Apa rencana mu?"

Galaxy bangkit dari duduknya. "Kalian dapatkan informasi mereka saja. Dan nanti beri tahu aku."

"Itu saja?"

"Hmm"

"Baiklah." Panggilan dimatikan.

"Bro. Meskipun Lo mengkhianati gue tapi gue tetep anggap Lo sahabat terbaik gue," lirih Galaxy. Tiba-tiba buliran air turun dari langit. Galaxy berlari ke arah dapur.

"Bi Ida," panggil Galaxy.

"Iya den?"

"Bi. Asa mau minta tolong. Tolong simpenin ini di meja belajar Asa, boleh?" ujar Galaxy seraya menyerahkan GoPro, handphone dan gitarnya.

"Tentu," balas bi Ida sambil tersenyum.

"Makasih bi," ucap Galaxy lalu berlari ke arah taman.

"DEN MAU KEMANA?!" teriak Bi Ida.

"ASA MAU MAIN DULU!! IZININ KE PAPAH JUGA YA BI?!" teriak Galaxy yang sudah berada di bawah hujan dan berlari ke luar gerbang rumahnya.

Bi Ida terkekeh melihat kelakuan Galaxy, lalu ia pergi ke kamar Galaxy. Saat masuk ke kamar Galaxy, Bi Ida melihat Zayn yang sedang berada dikursi meja belajar Galaxy.

"Maaf tuan. Saya mau menyimpan barang den Gala," ucap Bi Ida.

"Baiklah," balas Zayn. Bi Ida menaruh gitar Galaxy disamping meja belajar dan menyimpan gopro dan handphone Galaxy diatas nakas.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang