~Enam Puluh~

41 7 0
                                    

Galaxy berlari-lari kecil di atas trotoar jalan. Saat ia melewati jalan yang sempit Galaxy berhenti sebentar. Ia menyandarkan punggungnya ke tembok dan mencengkram dadanya sambil meringis. Galaxy mengatur nafasnya yang tidak teratur, ia benci saat sakit di dadanya datang.

Beberapa menit kemudian sakitnya mulai mereda. Ringisan kecil dibibirnya mulai tak ada. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Ia meluruh, mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat. Galaxy menatap kosong kearah depan.

"Perasaan gue kok gak karuan ya? Kenapa?" gumam Galaxy.

Galaxy memijat pelipisnya. Ia berdiri dan meregangkan otot-ototnya. Galaxy kembali berlari kecil. Galaxy menatap tangga didepannya untuk menyebrangi jalan besar. Ia memegang pinggiran tangga itu sambil menaiki satu persatu anak tangga. Saat ditangga terakhir, ia terdiam. Pandangannya mengabur. Lalu ia terduduk dengan menghadap ke bawah tangga. Galaxy mencoba memfokuskan penglihatannya. Galaxy mengerjapkan matanya pelan. Ia memegang belakang kepala menggunakan kedua tangan sambil menunduk. Ia memejamkan matanya dan teringat dengan kejadian kematian kembarannya. Bintang Langit Reygan.

Flashback
"Gala," panggil Bintang kecil, seraya menghampiri Galaxy yang sedang bermain di halaman rumah.

"Kenapa, ntang?" tanya Galaxy sambil memegang bola.

"Bintang mau ikut main boleh?"

"Nanti mamah marah," ucap Galaxy.

"Enggak. Bintang mau main sama kamu. Kamu ga mau main sama Bintang?" mata Bintang berkaca-kaca.

Galaxy menggaruk tengkuknya. Ia bingung. Disatu sisi ia mau main sama Bintang tapi disisi lain mamahnya pasti akan marah padanya.

"Gala. Boleh ya?" pinta Bintang dengan menggenggam salah satu tangan Galaxy. Dengan ragu Galaxy mengangguk.

"Yeyyy!!" Bintang bertepuk tangan girang sambil melompat-lompat.

Mereka berdua bermain bola bersama. Bola itu melewati pagar rumahnya, karena Bintang terlalu kuat menendang bola itu. Bintang dan Galaxy berlari kearah gerbang. Sepi tidak ada siapapun. Mereka menggenggam pagar besi. Mereka melihat bola itu ada di sebrang jalan.

"Biar Gala aja yang ambil. Bintang tunggu sini," titah Galaxy sambil menepuk pundak Bintang. Ia mencoba membuka gerbang dan akhirnya bisa. Galaxy berlari ke arah bola itu dan mengambilnya. Galaxy tersenyum senang. Bintang yang senang beranjak. Dan ia memanggil Galaxy disebrang. Galaxy berbalik, dan terkejut. Bintang kan dilarang keluar oleh mamahnya.

"Bintang ngapain? Masuk lagi," titah Galaxy. Tapi Bintang malah menghampiri Galaxy. Dan saat ditengah jalan,
Brak,
Bintang terlempar beberapa meter, karena ditabrak oleh sebuah mobil. Bola yang dipegang Galaxy terjatuh. Ia mematung. Tubuh Bintang penuh dengan darah. Galaxy langsung berlari ke arah Bintang. Para masyarakat mengerumuni mereka berdua. Dan Galaxy meminta para warga itu untuk membawa Bintang ke Rumah Sakit. Bintang pun dibawa ke rumah sakit.

Flashback off

"Kenapa ga gue aja yang mati, Tang?" gumam Galaxy. Ia menghela nafas dan mengusap wajahnya.

"Nak. Kamu ga papa?" tanya seseorang sambil memegang pundak Galaxy. Galaxy menoleh dan ia melihat seorang perempuan yang sudah berumur. Galaxy tersenyum sambil menggeleng.

"Ga papa, nek."

"Tapi muka kamu kok pucet banget?" tanya nenek itu seraya duduk disamping Galaxy.

"Saya cuma kedinginan aja," jawab Galaxy sambil tersenyum.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang