~Tiga Puluh Tiga~

45 6 0
                                    

Galaxy menghela nafasnya. "itu memang saya, dan cewek itu sebenarnya Qilla, adik saya. Kami menjalankan rencana yang saya buat. Dan dia menyamar," tutur Galaxy sambil tersenyum tipis.

Gio tersenyum lalu menepuk pundak Galaxy. "Sudah saya duga kamu bukan orang yang seperti itu."

Galaxy terkekeh. "Bagaimana dia sekarang om?"

"Dia sekolah dan dia sudah baik baik Saja. Saya sudah memberikan nya nasihat. Kalau boleh tahu kenapa kamu melakukan itu?" tanya Gio.

"Om jangan bilang siapapun tentang pembicaraan kita ini ya?" pinta Galaxy.

"Iya. Om janji bakal jaga pembicaraan ini. Sampai waktu yang tepat om bakal bongkar." Galaxy mengangguk.

"Saya melakukan itu karena yang pertama saya tidak mungkin terus menjebak Fei dalam cinta kita. Saya mau dia bahagia bukan malah berharap pada lelaki bajingan ini," ucap Galaxy sambil terkekeh.

"Kau tidak bajingan," balas Gio.

"Yang pertama itu dan yang kedua tidak mungkin saya atau Fei terus terjebak dalam cinta ini karena bisa mengkhianati Tuhan. Dan yang ketiga..."

"Apa?" Galaxy menatap mata elang Gio.

"Sahabat saya mencintai Feiyaz," ucapnya sambil menunduk.

Gio terkejut. "Kamu mundur, gitu?"

"Iya, saya mengalah demi persahabatan saya. Feiyaz dan saya tidak mungkin bersatu tetapi sahabat saya bisa bersatu dengan Feiyaz. Dan saya boleh minta tolong sama om?"

"Apa?"

"Tolong dekatkan Feiyaz dengan Arvin, sahabat saya," pinta Galaxy yang membuat Gio terkejut.

"Saya tidak mau!" bantah Gio.

"Saya minta tolong, om," pinta Galaxy. "Buat Fei melupakan saya dan mencintai Arvin."

"Saya tidak mau," kekeh Gio sambil mengalihkan pandangannya.

Tiba-tiba Galaxy bangkit dari duduknya dan berdiri di samping Gio lalu ia berlutut menghadap Gio.

"Saya minta tolong, om. Permintaan terakhir saya." Galaxy menatap Gio dengan tatapan sendu.

Gio berdecak dan mengedarkan pandangannya melihat jalanan. Karena Galaxy terus menerus berbicara hal yang sama, maka akhirnya, Gio pun meng iyakan kemauan Galaxy. Gio memegang pundak Galaxy agar berdiri.

"Makasih banyak, om," ucap Galaxy sambil tersenyum.

"Sama-sama." mereka pun mengobrol bersama hingga siang.

"Om pamit mau jemput Fei."

"Iya om, hati-hati." Galaxy menyalami tangan Gio. Gio mengusap rambut Galaxy lalu pergi. Galaxy tinggal sendiri dicafe tersebut. Ia memakai topi, masker dan kacamata berwarna hitam. Karena ia melihat Arvin yang berjalan bersama Leo.

"Jadi, bagaimana?" tanya Leo.

"Saya mundur. Saya tidak mau bekerja sama lagi denganmu," jawab Arvin.

"Why?"

"Karena saya sadar Galaxy lebih berharga."

Leo terkekeh. "Tidak semudah itu."

"Saya keluar!" ucap Arvin dengan nada yang tinggi dan menggebrak meja.

"Siap-siap perusahaan ayahmu hancur," ancam Leo dengan seringaian yang tercetak di bibirnya.

"Yang ada perusahaan Lo yang gue hancurin," ucap Galaxy tiba-tiba, ia berdiri di samping Arvin. Lalu duduk disamping Arvin.

"Gue bisa hancurin perusahaan Lo dalam sekejap," ucap Galaxy sambil tersenyum miring. Dan mengepalkan tangannya.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang