~Empat Puluh Satu~

49 6 0
                                    

Jangan lupa vote, follow & komen....
Jangan meniru hal yang tidak baiknya.....
Jangan lupa bersyukur.....

Happy Reading!!!

================================

"Siapa Lo? Berani-beraninya nasihatin kita."

"Hajar, bos."

"Hajar Saja. Sampai mati." Mereka semua langsung menyerang Galaxy.

Freya dan Fawnia menyaksikan itu dari kejauhan merasa ngeri. "Dulu kita yang bayar orang untuk membuat dia mati," ucap Fawnia.

Freya menghela nafas, "Setiap menghadapi orang suruhan kita pasti sama seperti itu. Mungkin lebih parah."

Galaxy sudah tidak memakai masker, kacamatanya pecah. Galaxy mundur lalu berjongkok. Ia kesulitan bernafas.

"Sesek banget." Galaxy memukul dadanya dengan kuat. Para preman itu sudah tumbang semua. Galaxy berusaha bangkit. Ia berdiri sambil mengusap dadanya.

Tiba-tiba Freya melihat dibelakang Galaxy ada seseorang yang berdiri sambil membawa pisau. Freya berlari dan langsung memeluk Galaxy. Orang itu berlari, Freya memutar posisinya agar ia yang terkena pisau itu. Galaxy melihat orang itu sambil tersenyum tipis. Freya memejamkan matanya. Fawnia yang takut langsung menutup wajahnya.

Grep! Galaxy menggenggam pisau itu sebelum mengenai Freya.

"Mamah tidak apa-apa?" tanya Galaxy seraya menatap mata Freya. Freya membuka matanya, ia bersitatap dengan Galaxy.

"Aku.... Kenapa tidak merasakan sakit?" tanyanya. Galaxy terkekeh. Ia mengeratkan pelukannya dengan Freya.

Galaxy menendang orang itu. Dan pisaunya ia jatuhkan. Freya yang mendengar pisau terjatuh langsung melepaskan pelukannya. Freya mematung melihat telapak tangan Galaxy yang mengucur darah.

"Kamu---

"Mana mungkin aku membiarkannya melukai seorang ratu" Galaxy terkekeh. "Aku tak apa."

Galaxy menghampiri orang-orang itu. "Kalian kerja yang halal. Jangan pernah malak para pedagang disini. Mereka berdagang untuk menafkahi keluarganya. Tenaga kalian masih kuat masih muda juga. Kayaknya beberapa ada yang seumuran sama Abang gue." Mereka menatap Galaxy takut.

"Gausah natap gue kayak gitulah. Gue bukan monster."

"Kerjaan sekarang susah. Harus pakai uang," jawab orang yang seumuran Raka.

"Kalo gitu kenapa kalian ga buka usaha? Misalnya jualan gitu."

"Ga ada modalnya."

Galaxy mengangguk, "tunggu bentar." titahnya lalu menghampiri Freya dan Fawnia.

"Itu darahmu ga berenti keluar." panik Freya. Galaxy melihat telapak tangannya.

"Biarin aja. Biar mati kehabisan darah," ucap Galaxy. Mereka berdua menunduk lesu.

"Jangan bicara seperti itu." peringat Fawnia pelan. Galaxy tertawa.

"Permisi, Bu." ucap seorang bapak-bapak.

"Kenapa pak?"

"Ini kotak P3K buat obatin telapak tangan Aden, takut infeksi," ujar Bapak itu sambil menyerahkan kotak P3K. Freya menerimanya sambil berucap terima kasih. Darah Galaxy dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air.

"Shhh" ringis Galaxy saat dinginnya alkohol dikapas menempel pada lukanya.

"Pelan-pelan mah."

"Ini udah pelan." Freya fokus mengobati luka Galaxy.

I'm Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang